Pesawat semacam itu akan membantu menambah sistem radar darat yang dimiliki Korea Utara, yang terkadang dibatasi oleh medan pegunungan di semenanjung, kata Institut Internasional untuk Studi Strategis London dalam sebuah laporan pada bulan September.
"Kemampuan pesawat Peringatan Dini Udara (AEW) untuk melihat ke bawah mengurangi beberapa tantangan medan dan gangguan tanah untuk melacak pesawat yang terbang rendah dan rudal jelajah," tulis laporan itu.
Namun, satu pesawat AEW tidak akan cukup, dan Korea Utara akan mengambil risiko mengalihkan sisa armada kargonya untuk membangun lebih banyak lagi, kata laporan itu.
Rusia telah menyediakan rudal anti-udara dan peralatan pertahanan udara yang tidak disebutkan jumlahnya kepada Korea Utara.
Pemberian itu merupakan imbalan atas pengerahan pasukan Pyongyang untuk membantu perang Ukraina, kata penasihat keamanan nasional Korea Selatan Shin Won-sik pada bulan November lalu.
Pasukan Korea Utara yang dikerahkan dalam perang Rusia melawan Ukraina diyakini terlibat dalam perang pesawat tak berawak atau drone, dan memperoleh pengalaman medan perang yang berharga.
Apa Itu Drone Bunuh Diri Berbasis AI?
Drone bunuh diri berbasis kecerdasan buatan (AI) adalah pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle/UAV) yang dirancang untuk melakukan serangan kamikaze terhadap target tertentu.
Berbeda dengan drone biasa yang digunakan untuk pengintaian atau serangan menggunakan rudal, drone bunuh diri akan menabrakkan diri ke sasaran dan meledak saat kontak terjadi.
Baca Juga: Minimalis dan Modis! Intip 4 Clean Look Outfit ala Kim Su Gyeom
Korea Utara, di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, baru-baru ini mengembangkan teknologi ini sebagai bagian dari modernisasi militernya. Drone ini dilaporkan memiliki kemampuan berbasis AI untuk: