Suara.com - Peringatan dini adanya tsunami di area underpass Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) jadi perhatian masyarakat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen Suharyanto menekankan bahwa peringatan dini yang dikeluarkan BMKG itu bukan untuk menakut-nakuti masyarakat.
"Kami akan menyampaikan siaran pers ya bahwa itu bukan dalam rangka menakut-nakuti. Untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaannya. Karena kalau misalnya sudah ada informasi seperti itu, ya itu harus hati-hati," kata Suharyanto ditemui di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (27/3/2025).
Dia menjelaskan kalau bencana bukan sesuatu yang tiba-tiba terjadi, melainkan peristiwa yang kerap kali berulang. Demikian pula dengan bencana tsunami, sehingga wajar bila bisa diprediksi sebelumnya.
"Misalnya kayak kemarin tsunami Aceh, apakah itu hanya terjadi di 2004? Nggak. Kalau kita lihat ke belakang, itu sebelumnya sudah pernah terjadi. Gempa, tsunami di Palu, itu siklusnya 40-50 tahun sebelumnya pernah terjadi. Kadang-kadang masyarakat kan sudah berganti generasi, lupa. Itu yang harus kita ingatkan terus-menerus," tuturnya.
Sebelumnya BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami di sejumlah wilayah pesisir Indonesia selama arus mudik Lebaran 2025.
Salah satu zona rawan yang disoroti adanya potensi tsunami di Jalan Underpass Lintas Selatan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo, Yogyakarta.
BMKG menyarankan penerapan sistem buka-tutup lalu lintas di underpass tersebut untuk mempermudah evakuasi jika terjadi tsunami. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya sosialisasi dini kepada masyarakat mengenai potensi bahaya tsunami di area tersebut.
Karena saat periode mudik berpotensi adanya kemacetan di dalam underpass sepanjang 1,4 kilometer. Situasi tersebut tentu membahayakan nyawa banyak orang jika perlu evakuasi.
Baca Juga: Efisiensi Anggaran Prabowo, BMKG Jamin Alat Pemantau Gempa Bumi dan Tsunami Tak Terdampak
Peringatan itu juga bukan hanya sebatas antisipasi arus mudik, tetapi juga pengingat akan potensi tsunami di Indonesia yang selalu ada mengingat letak geografis Indonesia di Cincin Api Pasifik yang rawan gempa bumi dan tsunami.
Bandara YIA Dirancang Aman
Sebelumnya PT Angkasa Pura Indonesia (API) menyebut Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dirancang aman dari lima potensi bencana alam.
![suasana di bandara YIA jelang lebaran. [kontributor/julianto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/24/81877-bandara-yia.jpg)
"Bandara YIA dirancang aman dari potensi tsunami, banjir, abu vulkanik, pergerakan bawah, dan gempa, sehingga pengguna jasa penerbangan dan masyarakat tidak perlu resah dengan isu potensi tsunami pada Libur Lebaran 2025," ujar General Manager YIA Ruly Artha di Kulon Progo, Minggu.
Ruly mengatakan sebagai entitas penerbangan dan entitas penanganan bila terjadi bencana, BMKG telah memastikan jalur evakuasi bila terjadi bencana di underpass Bandara Internasional Yogyakarta atau Jalan Daendels.
"BMKG menyatakan bahwa akses evakuasi di terowongan Jalan Daendels dan jalur evakuasi di Bandara YIA, yakni di lokasi parkir lantai III," kata Ruly.
Ia mengatakan jalur evakuasi di terowongan Jalan Daendels atau underpass YIA ada delapan titik, yakni empat titik di bagian utara dan empat di bagian selatan.
Seluruh jalur evakuasi yang ada di terowongan Daendels kata dia, akan dinaikkan ke area bandara.
Setelah di Bandara YIA, akan diberikan informasi untuk diarahkan menuju gedung parkir di lantai III. Di gedung parkir dapat menampung sekitar 2.000 orang untuk dievakuasi.
Ketinggian gedung parkir Bandara YIA mencapai 17 meter, sedangkan potensi tsunami hanya delapan meter.
"Secara total, Bandara YIA bisa menampung 20 ribu masyarakat bila terjadi tsunami," katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi YIA Warjono menyampaikan perlunya mitigasi bencana alam terlebih di masa mudik Lebaran. Salah satunya perubahan cuaca akhir-akhir ini, yang mengharuskan masyarakat untuk waspada dan memahami mitigasi kebencanaan.