Gaza di Ambang Krisis Kesehatan: 80% Pasien Tak Tertangani, 'Kematian Baru Setiap Menit'

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Rabu, 26 Maret 2025 | 22:46 WIB
Gaza di Ambang Krisis Kesehatan: 80% Pasien Tak Tertangani, 'Kematian Baru Setiap Menit'
Arsip - Api terlihat menyala melalui jendela Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, saat operasi militer Israel berlangsung di tengah konflik Israel-Hamas, pada 18 Desember 2024. (Alarabiya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Krisis kesehatan di Jalur Gaza semakin parah, di mana 80 persen pasien tidak dapat mendapatkan pengobatan yang diperlukan akibat kekurangan obat-obatan, ungkap Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Barsh, pada Rabu (26/3).

"Rumah sakit kekurangan kebutuhan dasar, dan 80 persen pasien tidak dapat mengakses pengobatan yang mereka perlukan. Sistem perawatan kesehatan berada dalam kondisi kritis, dan kami memperkirakan ada kematian baru setiap menit," kata al-Barsh kepada kanal berita Al Jazeera.

Serangan terbaru dari Israel telah mengakibatkan 15 tenaga medis tewas dan melukai banyak lainnya, menurut al-Barsh, yang juga menyebutkan bahwa setidaknya 15 rumah sakit dan 23 ambulans mengalami kerusakan.

Warga Gaza korban serangan Israel pada Selasa (18/3/2025). (X)
Warga Gaza korban serangan Israel pada Selasa (18/3/2025). (X)

Serangan Israel terhadap wilayah Palestina tersebut berlanjut pada hari Selasa pekan lalu.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan tersebut dilanjutkan sebagai respons terhadap penolakan Hamas untuk menerima rencana AS mengenai perpanjangan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dimulai pada 19 Januari lalu resmi berakhir pada 1 Maret.

Meskipun operasi militer tidak dilanjutkan pada hari itu berkat usaha mediator, pada 2 Maret, Israel mengumumkan larangan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan mengancam akan memberikan tekanan lebih lanjut kepada Hamas karena menolak menerima rencana baru AS untuk memperpanjang gencatan senjata di wilayah tersebut dan membebaskan sandera yang tersisa.

Krisis Air dan Listrik

Israel mengatakan akan memutus pasokan listrik ke Gaza. Dampak penuhnya belum jelas, tetapi pabrik desalinasi di wilayah itu menerima listrik untuk memproduksi air minum.

Baca Juga: Sempat Ditangkap, Pemenang Oscar Hamdan Ballal Dilepaskan Polisi Israel

Pengumuman hari Minggu itu muncul seminggu setelah Israel memutus semua pasokan barang ke wilayah itu untuk lebih dari 2 juta orang.

Israel telah berupaya menekan Hamas agar menerima perpanjangan fase pertama gencatan senjata mereka. Fase itu berakhir akhir pekan lalu.

Israel ingin Hamas membebaskan setengah dari sandera yang tersisa sebagai imbalan atas janji untuk merundingkan gencatan senjata yang langgeng.

Hamas telah mendesak untuk memulai negosiasi pada fase kedua gencatan senjata yang lebih sulit sebagai gantinya.

Kelompok militan itu pada hari Minggu mengatakan telah menyelesaikan putaran terakhir perundingan gencatan senjata dengan mediator Mesir tanpa mengubah posisinya, menyerukan dimulainya segera fase kedua gencatan senjata, The AP melaporkan.

Surat baru dari menteri energi Israel kepada Israel Electric Corporation memerintahkannya untuk berhenti menjual listrik ke Gaza.

Serangan udara Israel di Gaza, Palestina. (X)
Serangan udara Israel di Gaza, Palestina. (X)

Gaza sebagian besar hancur oleh perang, dan generator serta panel surya digunakan untuk sebagian pasokan listrik.

Gencatan senjata telah menghentikan pertempuran paling mematikan dan paling merusak antara Israel dan Hamas.

Tahap pertama memungkinkan pengembalian 25 sandera yang masih hidup dan jenazah delapan orang lainnya sebagai imbalan atas pembebasan hampir 2.000 tahanan Palestina.

Pasukan Israel telah ditarik ke zona penyangga di dalam Gaza, ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi telah kembali ke Gaza utara untuk pertama kalinya sejak awal perang dan ratusan truk bantuan masuk setiap hari hingga Israel menghentikan pasokan.

PM Palestina ajak dunia hentikan Israel

Perdana Menteri Palestina, Mohammad Mustafa, pada hari Senin (24/3) mengajak komunitas internasional untuk mendesak Israel menghentikan serangan di Jalur Gaza.

"Kita tidak dapat tetap diam terhadap pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan hak-hak rakyat Palestina,"

"Komunitas internasional perlu menyadari besarnya kerusakan yang terjadi di Jalur Gaza. Sangat penting untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakannya," ungkap Mustafa dalam konferensi pers bersama Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, di Ramallah.

Mustafa juga mengucapkan terima kasih kepada Uni Eropa atas dukungannya kepada pemerintah Palestina dan mendorong agar Palestina diberikan tanggung jawab penuh atas seluruh wilayah yang diduduki, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI