AS dan Ukraina akan terus berusaha menciptakan perdamaian yang "tahan lama dan berkelanjutan."
Mereka juga sepakat untuk mengembangkan langkah-langkah guna melaksanakan perjanjian antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang melarang serangan terhadap fasilitas energi Rusia dan Ukraina, menurut Gedung Putih.
"Amerika Serikat dan Ukraina menyambut kontribusi negara ketiga untuk mendukung pelaksanaan perjanjian energi dan maritim," tambah pernyataan tersebut.
Dengan menekankan bahwa kekerasan di kedua belah pihak dalam konflik Rusia-Ukraina harus dihentikan, Gedung Putih menyatakan bahwa AS akan terus memfasilitasi negosiasi untuk mencapai resolusi damai sesuai dengan kesepakatan di Riyadh.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, yang merupakan bagian dari delegasi Kiev, mengonfirmasi poin-poin kesepakatan tersebut dalam sebuah pernyataan di Facebook.
Namun, ia mencatat bahwa Kiev menganggap pergerakan kapal militer Rusia di bagian timur Laut Hitam sebagai pelanggaran kesepakatan dan "ancaman bagi keamanan nasional Ukraina."
"Dalam situasi ini, Ukraina akan memiliki hak penuh untuk menggunakan hak membela diri," kata Umerov, sambil menambahkan pentingnya untuk melakukan konsultasi teknis tambahan secepatnya untuk menyepakati rincian kesepakatan yang tersisa guna pelaksanaannya yang efektif.
![Laut Hitam. [Google Maps]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/08/23/87981-laut-hitam.jpg)
Gesekan AS-Rusia di Laut Hitam
Rusia menegaskan setiap negara akan selalu membela kepentingannya bila menyangkut keamanan negerinya. Hal ini disampaikan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Baca Juga: Trump Perintahkan "Kekuatan Mematikan" ke Yaman: Houthi Terancam Lenyap?
Sebelumnya, Amerika mengatakan drone milik mereka telah dijatuhkan jet tempur Su-27 Moskow. Sukoi sengaja menabrak dan menjatuhkan drone MQ-9 Reaper Amerika Serikat (AS) ke Laut Hitam pada Selasa pagi.