Pemompaan Darah:
Rotor yang berputar pada kecepatan tinggi (diatur sesuai kebutuhan tubuh) mendorong darah masuk dan keluar dari jantung buatan melalui saluran yang terhubung ke pembuluh darah pasien.
Desain ini memungkinkan aliran darah yang stabil dan terus-menerus, meniru fungsi jantung alami, baik ke tubuh (sistemik) maupun ke paru-paru (pulmonal).
Kontrol Presisi:
Sistem maglev dikendalikan oleh perangkat lunak cerdas yang menyesuaikan kecepatan rotor berdasarkan kebutuhan fisiologis pasien, seperti saat istirahat atau beraktivitas.
Teknologi ini memastikan tekanan dan volume darah tetap optimal tanpa merusak sel-sel darah.
Keunggulan Teknologi Maglev
Menurut BiVACOR dan kelompok risetnya, penggunaan maglev pada jantung buatan memiliki beberapa keunggulan signifikan dibandingkan perangkat jantung mekanis tradisional:
Daya Tahan Tinggi:
Tanpa gesekan mekanis, risiko aus atau kerusakan pada komponen sangat minim. BiVACOR memperkirakan jantung buatan ini bisa bertahan lebih dari 10 tahun, jauh lebih lama dibandingkan pompa jantung lain yang biasanya hanya bertahan beberapa tahun.
Efisiensi Energi:
Rotor yang melayang mengurangi kebutuhan energi untuk operasi, sehingga perangkat dapat didukung oleh baterai eksternal yang lebih kecil dan tahan lama.
Risiko Rendah terhadap Darah:
Tidak adanya kontak fisik mencegah kerusakan sel darah merah atau pembentukan gumpalan darah (trombosis), masalah umum pada pompa jantung konvensional dengan komponen bergerak.
Kenyamanan Pasien:
Desain ringkas dan tahan lama memungkinkan pasien, seperti pria Australia dalam kasus ini, untuk pulang dan menjalani kehidupan normal sambil menunggu donor.
Baca Juga: Australia Bungkam China 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Socceroos Lanjutkan Tren Positif
Pengembangan dan Kolaborasi
Daniel Timms, pendiri dan kepala teknologi BiVACOR, memimpin pengembangan jantung buatan ini. Ia bekerja sama dengan tim dari Universitas Monash dan perusahaan medis AS-Australia BiVACOR.