“Dalam dekade mendatang, jantung buatan bisa menjadi alternatif utama bagi pasien yang tidak mendapat donor jantung atau saat donor tidak tersedia,” katanya.
Menurutnya, teknologi ini berpotensi merevolusi pengobatan gagal jantung, kondisi yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Kelompok riset yang terdiri dari BiVACOR, Universitas Monash, dan mitra internasional menyatakan bahwa keberhasilan pasien ini membuktikan potensi jantung buatan sebagai solusi jangka panjang.
Dengan daya tahan yang luar biasa dan minim risiko kerusakan, perangkat ini membuka harapan baru bagi mereka yang berada dalam daftar tunggu transplantasi.
Apa Itu Teknologi Maglev pada Jantung Buatan?
Teknologi magnetic levitation (maglev) adalah sistem yang menggunakan medan magnet untuk membuat sebuah objek—dalam hal ini rotor pompa jantung—melayang tanpa kontak fisik dengan komponen lain.
Dalam jantung buatan BiVACOR, rotor maglev ini berfungsi sebagai elemen utama yang memompa darah ke seluruh tubuh dan paru-paru pasien.
Teknologi ini mirip dengan yang digunakan pada kereta cepat seperti Linear Chuo Shinkansen di Jepang, yang melayang di atas rel untuk mengurangi gesekan dan meningkatkan efisiensi.
Cara Kerja Maglev pada Jantung Buatan
Rotor Melayang Magnetis:
Rotor dalam jantung buatan BiVACOR terbuat dari bahan ringan dan tahan lama, seperti titanium, dan dirancang untuk melayang di dalam ruang pompa berkat medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan elektromagnetik di sekitarnya.
Baca Juga: Australia Bungkam China 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Socceroos Lanjutkan Tren Positif
Tidak ada poros atau bantalan fisik yang menyentuh rotor, sehingga tidak ada kontak mekanis yang dapat menyebabkan gesekan.