Komandan Anti-Tank Hizbullah Tewas: Israel Klaim Serangan di Lebanon Selatan

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 25 Maret 2025 | 19:15 WIB
Komandan Anti-Tank Hizbullah Tewas: Israel Klaim Serangan di Lebanon Selatan
Adu kekuatan militer Hizbullah vs Israel. [Wikipedia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komandan unit anti-tank Hizbollah di "front selatan", Hassan Kamal Halawi, dilaporkan tewas setelah serangan tentara Israel di wilayah Nabatieh, Lebanon Selatan, menurut pengumuman dari pasukan pertahanan Israel (IDF) di Telegram.

IDF menyatakan bahwa Halawi berkontribusi dalam memfasilitasi pergerakan operasional dan penyediaan senjata ke Lebanon selatan.

Pada 11 Maret, Israel dan Lebanon memulai pembicaraan tidak langsung yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Prancis untuk menyelesaikan perselisihan wilayah sebagai bagian dari pelaksanaan perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani pada November 2024.

Sumber dari administrasi kepresidenan Lebanon menyampaikan kepada saluran Al-Mayadeen bahwa pembicaraan tersebut tidak berkaitan dengan normalisasi hubungan, melainkan ditujukan untuk menyelesaikan sengketa wilayah dan membebaskan warga Lebanon dari penjara Israel.

Tentara Israel dijadwalkan menyelesaikan penarikan pasukannya dari wilayah pendudukan di Lebanon selatan pada pagi hari 26 Januari, atau 60 hari setelah perjanjian gencatan senjata mulai berlaku.

Namun, penarikan tersebut tidak terlaksana. Washington kemudian mengumumkan perpanjangan perjanjian Israel-Lebanon hingga 18 Februari, tetapi Israel kembali melanggar kesepakatan dengan mempertahankan kehadirannya di lima pos di wilayah Lebanon.

Pemerintah Lebanon, di sisi lain, menyatakan telah sepenuhnya mematuhi ketentuan gencatan senjata, termasuk dalam penempatan pasukan tambahan di perbatasan selatan.

Namun, hingga saat ini belum ada informasi yang mengonfirmasi apakah Hizbullah telah menarik seluruh pasukannya dari daerah di luar Sungai Litani seperti yang ditentukan dalam perjanjian.

Ilustrasi Bendera Hizbullah. (istockphoto.com/shmooj)
Ilustrasi Bendera Hizbullah. (istockphoto.com/shmooj)

Serangan Militer Israel ke Lebanon

Baca Juga: PM Palestina Desak Dunia Hentikan Serangan Israel di Gaza: Pelanggaran Serius!

Militer Israel telah melancarkan serangan yang menargetkan berbagai lokasi di Lebanon selatan dan timur, yang mengakibatkan total enam orang tewas dan sekitar 30 lainnya cedera, menurut kementerian kesehatan Lebanon.

Serangan yang berlangsung pada Sabtu sore dan malam itu menghantam kota selatan Tyre, tempat berbagai lokasi menjadi sasaran. Satu orang tewas dan tujuh lainnya cedera sebagai akibatnya, kata jaringan berita Al-Mayadeen, mengutip kementerian kesehatan.

Enam orang juga tewas dan sebelas lainnya cedera dalam serangan udara Israel di Tullin, kota lain di Lebanon selatan.

Lembah Bekaa juga menjadi sasaran serangan udara Israel, yang menyebabkan sepuluh orang cedera, kata Al-Mayadeen.

Laporan media mengutip saksi mata yang mengatakan bahwa serangan itu "keras dan meluas."

Dalam sebuah pernyataan, tentara Israel mengatakan mereka menanggapi tembakan roket dari Lebanon yang memicu bunyi sirene di bagian utara wilayah pendudukan.

Menurut laporan media Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukannya untuk mengambil "tindakan tegas" terhadap target-target Hizbullah, dengan mengatakan "Israel tidak akan membiarkan bahaya apa pun" menimpa rakyatnya.

UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon memperingatkan bahwa eskalasi tersebut dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi kawasan tersebut, dan menyerukan semua pihak untuk "meneguhkan komitmen mereka."

"Kami sangat mendesak semua pihak untuk menghindari membahayakan kemajuan yang telah dicapai, terutama ketika nyawa warga sipil dan stabilitas yang rapuh yang diamati dalam beberapa bulan terakhir terancam," katanya dalam sebuah pernyataan.

Namun, Israel Katz, menteri Israel yang bertanggung jawab atas urusan militer ditemukan mengobarkan api dengan menyalahkan serangan tersebut pada pemerintah Lebanon dan bersumpah untuk membalas.

Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, mengatakan pihaknya "khawatir" dengan meningkatnya kekerasan pada Sabtu pagi.

Presiden Lebanon Joseph Aoun (x/@Naija_PR)
Presiden Lebanon Joseph Aoun (x/@Naija_PR)

Aoun mengutuk upaya untuk membalas kekerasan di Lebanon

Namun, Presiden Lebanon Joseph Aoun telah menginstruksikan tentara untuk melindungi warga negaranya dan memperingatkan terhadap segala eskalasi sebagai tanggapan atas klaim rezim Israel tentang penembakan roket dari wilayah negara tersebut.

"Kami mengutuk segala upaya untuk menyeret Lebanon sekali lagi ke dalam siklus kekerasan," Aoun dikutip oleh jaringan berita Al-Mayadeen pada Sabtu.

"Apa yang terjadi di selatan dan apa yang telah terjadi sejak 18 Februari adalah agresi berkelanjutan terhadap Lebanon," ia secara tidak langsung merujuk pada pelanggaran gencatan senjata oleh Israel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI