Trump Perintahkan "Kekuatan Mematikan" ke Yaman: Houthi Terancam Lenyap?

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 25 Maret 2025 | 18:43 WIB
Trump Perintahkan "Kekuatan Mematikan" ke Yaman: Houthi Terancam Lenyap?
Donald Trump (x.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kampanye militer AS yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump terhadap kelompok Houthi Yaman memasuki hari kesepuluh, menyusul serangkaian serangan terkonsentrasi di ibu kota, Sanaa, dan benteng mereka di utara Saada.

Kelompok yang didukung Iran itu tetap bungkam mengenai kerugiannya, termasuk nasib para pemimpin yang menjadi sasaran dan kemampuan militer, dalam upaya yang jelas untuk mempertahankan moral para pendukungnya.

Eskalasi itu terjadi setelah gagalnya fase kedua gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Gaza.

Sebagai tanggapan, Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan militer yang menentukan terhadap Houthi, bersumpah untuk mengerahkan "kekuatan mematikan" untuk melenyapkan kelompok itu.

Namun, pengamat Yaman tetap skeptis tentang efektivitas serangan jika terus berlanjut dengan kecepatan yang sama seperti yang dilakukan selama pemerintahan Joe Biden.

Serangan udara yang intens pada malam hari pada hari Minggu menargetkan tempat persembunyian Houthi dan fasilitas penyimpanan militer di sebelah barat Sanaa, di tengah spekulasi bahwa tokoh-tokoh senior mungkin telah terkena serangan.

Kelompok itu mengklaim serangan itu menghantam sebuah bangunan perumahan di lingkungan Asr di distrik Maeen di ibu kota, menewaskan satu orang dan melukai 15 lainnya, termasuk wanita dan anak-anak.

Di Saada, media milik kelompok itu melaporkan empat serangan udara di pinggiran kota, diikuti oleh dua serangan lagi di distrik Sahar dan Saqin.

Serangan terbaru itu memperpanjang serangkaian serangan di provinsi utara yang terjal itu dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Ikuti Cara Trump, Inggris Mulai PHK 10 Ribu PNS untuk Hemat Anggaran

Analis memperkirakan serangan itu kemungkinan menargetkan situs-situs berbenteng yang menampung kemampuan militer canggih—seperti rudal dan pesawat nirawak—bersama dengan para ahli yang mengawasi penyebarannya.

Selat Bab-el-Mandeb di Laut Merah, jalur perdagangan strategis dunia yang kini tidak aman gara-gara ancaman milisi Houthi asal Yaman. [Suara.com/Google Maps]
Selat Bab-el-Mandeb di Laut Merah, jalur perdagangan strategis dunia yang kini tidak aman gara-gara ancaman milisi Houthi asal Yaman. [Suara.com/Google Maps]

Sejak peluncuran kampanye militer AS terbaru, Washington hanya memberikan sedikit rincian tentang target spesifik Houthi tetapi bersikeras serangan itu berlangsung sepanjang waktu, yang ditujukan untuk menjaga navigasi maritim di Laut Merah.

Selama pemerintahan Biden, pasukan AS dan Inggris melakukan sekitar 1.000 serangan udara terhadap posisi Houthi antara 12 Januari 2024, dan dimulainya gencatan senjata Gaza.

Meskipun terus menerus dibombardir, kelompok itu tetap melanjutkan serangannya, yang menurut Washington didukung oleh Iran.

Lebih dari 100 serangan

Houthi telah menghadapi lebih dari 100 serangan udara dan laut sejak 15 Maret, yang menargetkan posisi berbenteng di Sanaa, Saada, Marib, Al-Jawf, Al-Bayda, Dhamar, dan Hajjah, serta berbagai lokasi di provinsi pesisir Laut Merah, Hodeidah.

Sebagai tanggapan, Houthi menembakkan lima rudal balistik ke Israel sejak Selasa lalu, yang menurut militer Israel semuanya dicegat tanpa menimbulkan kerusakan.

Kelompok itu juga mengklaim telah meluncurkan enam serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap kapal induk USS Harry S. Truman dan kapal-kapal pendampingnya sejak serangan dimulai. Militer AS belum mengomentari klaim ini.

Ilustrasi Kapal Tempur Amerika Serikat Saat Menyerang Markas Houthi, Yaman (militarytoday.com)
Ilustrasi Kapal Tempur Amerika Serikat Saat Menyerang Markas Houthi, Yaman (militarytoday.com)

Sejak bergabung dalam konflik melawan Israel setelah 7 Oktober 2023, Houthi telah meluncurkan sekitar 200 rudal dan pesawat nirawak.

Serangan tersebut hanya berdampak kecil pada militer, kecuali ledakan pesawat nirawak di sebuah apartemen pada 19 Juni yang menewaskan satu orang.

Para pejabat Yaman mengkhawatirkan potensi serangan balasan Israel terhadap wilayah yang dikuasai Houthi, mirip dengan lima gelombang serangan tahun lalu yang menargetkan infrastruktur di Sanaa dan Hodeidah, termasuk bandara, pelabuhan laut, dan pembangkit listrik.

Antara November 2023 dan gencatan senjata Gaza antara Israel dan Hamas, Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap 211 kapal.

Setelah gencatan senjata berlaku pada 19 Januari, kelompok tersebut mengumumkan penghentian serangan maritim dan rudal terhadap Israel. Namun, mereka melanjutkan operasi setelah fase kedua gencatan senjata gagal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI