Korban Gaza Terus Berjatuhan: 23 Tewas, Krisis Kemanusiaan Makin Parah

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 25 Maret 2025 | 17:31 WIB
Korban Gaza Terus Berjatuhan: 23 Tewas, Krisis Kemanusiaan Makin Parah
Serangan terbaru Israel di Gaza (X)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serangan Israel di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 23 warga Palestina pada hari Selasa, kata pejabat kesehatan setempat, sementara militer Israel memperluas perintah evakuasi kepada puluhan ribu penduduk di seluruh wilayah kantong itu.

Militer Israel melanjutkan kampanyenya melawan Hamas di Gaza seminggu yang lalu, yang menghancurkan gencatan senjata selama dua bulan. Sejak itu, hampir 700 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah tewas, kata pejabat kesehatan Palestina.

Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi akibat pertempuran beberapa kali selama hampir 18 bulan perang dan menghadapi kekurangan makanan dan air yang semakin parah setelah Israel menghentikan pengiriman bantuan awal bulan ini.

Serangan udara Israel di Gaza, Palestina. (X)
Serangan udara Israel di Gaza, Palestina. (X)

Pada hari Selasa, tentara Israel memberi tahu penduduk di semua kota perbatasan utara untuk mengungsi, dengan mengatakan roket Palestina telah ditembakkan ke Israel dari daerah tersebut.

Kota-kota yang terkena dampak termasuk Jabalia, Beit Lahiya, Beit Hanoun, dan Shejaia di Kota Gaza. Perintah juga dikeluarkan untuk daerah-daerah di Khan Younis dan Rafah di selatan.

"Demi keselamatan Anda, Anda harus segera pindah ke selatan ke tempat perlindungan yang diketahui," kata militer dalam perintahnya kepada penduduk di Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza.

Pejabat Palestina dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan tidak ada daerah aman di Jalur Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan baru itu bertujuan untuk menekan Hamas agar membebaskan 59 sandera yang masih ditahannya di Gaza. Sekitar 24 dari mereka diyakini masih hidup.

Hamas, yang menuduh Israel meninggalkan kesepakatan gencatan senjata 19 Januari, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan upaya baru, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, untuk memulihkan ketenangan dan menyelesaikan perjanjian gencatan senjata tiga fase.

Baca Juga: Sutradara Peraih Oscar dari Film No Other Land Hilang Ditangkap Israel

Menurut beberapa sumber Hamas, belum ada terobosan.

Pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun dipicu pada 7 Oktober 2023, ketika pejuang Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.

Serangan militer Israel berikutnya di Gaza telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan setempat.

PM Palestina ajak dunia hentikan Israel

Perdana Menteri Palestina, Mohammad Mustafa, pada hari Senin (24/3) mengajak komunitas internasional untuk mendesak Israel menghentikan serangan di Jalur Gaza.

"Kita tidak dapat tetap diam terhadap pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan hak-hak rakyat Palestina,"

"Komunitas internasional perlu menyadari besarnya kerusakan yang terjadi di Jalur Gaza. Sangat penting untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakannya," ungkap Mustafa dalam konferensi pers bersama Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, di Ramallah.

Mustafa juga mengucapkan terima kasih kepada Uni Eropa atas dukungannya kepada pemerintah Palestina dan mendorong agar Palestina diberikan tanggung jawab penuh atas seluruh wilayah yang diduduki, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh. ( Anadolu Agency)
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh. ( Anadolu Agency)

"Kami mengajak Uni Eropa untuk aktif berpartisipasi dan menyumbangkan dalam konferensi rekonstruksi yang dijadwalkan di Kairo pada bulan Mei mendatang," tambahnya, menekankan bahwa konferensi ini adalah langkah signifikan dalam mendukung pemulihan Gaza dan rakyat Palestina.

Di sisi lain, Kallas menegaskan bahwa Uni Eropa menolak keras berlanjutnya perang yang telah mengakibatkan kehilangan nyawa secara "mengerikan dan tidak dapat diterima" di Gaza.

"Pesan saya dalam kunjungan ini sangat jelas: Hamas harus membebaskan semua sandera. Israel harus sepenuhnya memulihkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan negosiasi harus segera dilanjutkan," tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan adalah melalui solusi dua negara antara Palestina dan Israel.

"Uni Eropa melihat Otoritas Palestina sebagai pihak yang paling tepat untuk mengelola Gaza," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI