Ia mengungkapkan kepada pengadilan bahwa dirinya kerap menjadi sasaran rasisme selama hidup di Australia, bahkan sampai mengganti namanya secara resmi karena tekanan tersebut.
"Hal itu telah menyebabkannya sangat tertekan, yang akhirnya membuatnya mengubah namanya secara resmi." lanjut Murphy.
"Swastika itu memicu perasaan tertekan yang mendalam," ungkapnya.
Dewan Medis Australia sempat meminta pengadilan untuk menskors dokter tersebut selama enam bulan dengan pendampingan ketat.
Namun, Murphy menilai teguran dan denda sudah cukup sebagai hukuman, mengingat dokter tersebut juga menghadapi tekanan besar dalam sistem kesehatan publik saat kejadian.
Dokter A kini telah mengundurkan diri dari rumah sakit tersebut dan kembali praktik secara pribadi.
Tuntutan pidana yang sempat diajukan juga dibatalkan setelah ia mencapai kesepakatan pribadi dengan pasien melalui konferensi keadilan restoratif.
Kasus ini menambah sorotan pada isu etika dalam dunia medis di Australia.
Sebagai perbandingan, di Melbourne pada Februari 2024, seorang wanita bernama Joanna Kathlyn Kinman nyaris dipenjara setelah kedapatan mengambil jari kaki manusia dari muntahan anjing untuk dijual secara daring.
Baca Juga: Doktif Balik Laporkan Dokter Richard Lee atas Dugaan Pencemaran Nama Baik
Kinman, yang bekerja di tempat penampungan hewan, akhirnya dijatuhi hukuman 18 bulan pengabdian masyarakat yang mencakup 150 jam kerja alih-alih di penjara.