
"Perlindungan bagi warga sipil, termasuk tenaga pendidik dan tenaga kesehatan, harus maksinal dan menjadi prioritas utama” imbuhnya.
Mantan Menko PMK ini juga meminta jaminan keamanan terhadap masyarakat di Papua. Puan mengingatkan sudah banyak warga sipil yang menjadi korban kekerasan KKB.
“Masyarakat di Papua berhak hidup dengan aman, tanpa rasa takut akan serangan kelompok bersenjata," katanya.
Selain itu, Puan mendorong agar layanan pendidikan dan kesehatan di Yahukimo tetap berjalan. Ia menilai pendekatan holistik juga harus dilakukan agar mengurangi potensi konflik.
"Pendekatan yang mengkombinasikan keamanan dengan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi akar masalah konflik harus terus digencarkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Puan mendorong diberikannya dukungan psikologis dengan pendampingan psikososial bagi korban selamat dan keluarga korban yang tewas. Ia juga mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung upaya perdamaian dan pembangunan di Papua.
"Kami berharap insiden ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera," pungkasnya.
Sebelumnya, Kodam XVII Cenderawasih menyatakan, KKB Papua telah menyerang dan membakar rumah guru hingga menewaskan enam orang guru secara tidak berperikemanusiaan.
"Aksi yang dilakukan KKB itu biadab, karena membunuh dan membakar korban yang ada di dalam rumah dalam keadaan hidup," kata Kapendam XVII Cenderawasih Kol Inf Chandra Kurniawan di Jayapura, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (23/3/2025).
Baca Juga: Soal Anak Presiden RI Kumpul Bareng, PAN: Hindari Kegaduhan, Bangun Bangsa
Menurutnya, aksi yang dilakukan KKB Papua itu sangat biadab karena membunuh serta membakar hidup-hidup enam orang guru di rumahnya, serta membakar bangunan sekolah yang ada di Kampung Anggruk Distrik Anggruk Kab. Yahukimo (21/3).