Rafah dalam Bahaya: Saksi Mata Ungkap Tragedi Tersembunyi di Tengah Serangan Israel yang Mematikan

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 24 Maret 2025 | 19:25 WIB
Rafah dalam Bahaya: Saksi Mata Ungkap Tragedi Tersembunyi di Tengah Serangan Israel yang Mematikan
Jalur Gaza. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Serangan Israel di seluruh Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 25 warga Palestina, termasuk beberapa wanita dan anak-anak, menurut tiga rumah sakit. Serangan itu terjadi hampir seminggu setelah Israel mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas dengan pemboman mendadak yang menewaskan ratusan orang.

Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza menerima 11 jenazah dari serangan pada malam hari hingga hari Senin, termasuk tiga wanita dan empat anak-anak. Salah satu serangan menewaskan dua anak, orang tua mereka, nenek mereka, dan paman mereka.

Rumah Sakit Nasser di kota selatan Khan Younis menerima tujuh jenazah akibat serangan semalam dan empat jenazah akibat serangan hari sebelumnya. Rumah Sakit Eropa menerima tiga jenazah akibat serangan di dekat Khan Younis.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada hari Minggu bahwa jumlah korban tewas Palestina akibat perang selama 17 bulan telah melampaui 50.000. Kementerian tersebut mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak merupakan lebih dari separuh korban tewas tetapi tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam penghitungannya.

Israel mengatakan telah menewaskan sekitar 20.000 pejuang, tanpa memberikan bukti. Orang-orang bersenjata yang dipimpin Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 251 orang dalam serangan 7 Oktober 2023 yang memicu perang.

Ilustrasi Kelompok Hamas di Jalur Gaza. (ANTARA/Anadolu/py)
Ilustrasi Kelompok Hamas di Jalur Gaza. (ANTARA/Anadolu/py)

'Terluka untuk kedua kalinya'

Sementara itu, seorang ahli bedah trauma Amerika yang bekerja di Gaza mengatakan sebagian besar pasien yang terluka dalam serangan Israel di rumah sakit terbesar di Gaza selatan sebelumnya telah terluka ketika Israel melanjutkan serangan udara minggu lalu.

Dokter bedah asal California, Feroze Sidhwa, yang bekerja dengan lembaga amal medis MedGlobal, mengatakan pada hari Senin bahwa ia berada di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Nasser ketika serangan udara menghantam bangsal bedah pada hari Minggu.

Sebagian besar korban luka baru saja pulih dari luka yang diderita dalam serangan udara minggu lalu ketika Israel kembali berperang, katanya.

Baca Juga: Massa Gelar Aksi Bela Palestina, Serukan Boikot Penjualan Produk-produk Israel

"Mereka sudah menjadi pasien trauma dan sekarang mereka mengalami trauma untuk kedua kalinya," kata Sidhwa, yang dibesarkan di Flint, Michigan, kepada Australian Broadcasting Corp.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI