Pernyataan ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk aktor Fedi Nuril, yang menilai respons tersebut tidak pantas dan mencerminkan sikap meremehkan terhadap ancaman serius yang diterima oleh jurnalis.
Hasan Nasbi kemudian menjelaskan bahwa maksud pernyataannya adalah untuk melecehkan upaya teror dengan tidak menganggapnya sebagai ancaman serius, sehingga tidak menimbulkan ketakutan yang diinginkan oleh pelaku teror.
Namun, penjelasan tersebut tidak meredakan kritik yang sudah terlanjur berkembang di masyarakat.
Tempo Diteror Bertubi-tubi
Kantor Redaksi Tempo di kawasan Palmerah, Jakarta Selatan mengalami sederet teror dari pelaku misterius. Teror bangkai tikus kondisi terpenggal pada Sabtu (22/3/2025) dini hari merupakan teror kedua yang diterima awak redaksi Tempo. Sebelum itu, terdapat kiriman berupa kepala babi dengan kuping terpotong ke kantor Redaksi Tempo.
Berdasar rekaman CCTV, kurir pengantar paket kepala babi itu seorang pria. Dia menggunakan sepeda motor Honda Beat putih, berjaket hitam dan helm Gojek.
![Kantor Tempo dikirimi kepala babi yang ditujukan kepada salah satu host Bocor Alus Politik. [dok Tempo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/23/91215-kepala-babi-kantor-tempo-teror.jpg)
Paket tanpa dilengkapi identitas pengirimnya tersebut kemudian diserahkan kepada satpam di Kantor Redaksi Tempo.
Cica baru menerima paket itu sehari kemudian pada Kamis, 20 Maret 2025. Sekitar pukul 15.00 WIB, Cica yang baru usai liputan bersama rekannya, Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran lalu membukanya.
“Sudah tercium bau busuk ketika kardus dibuka,” ucap Hussein.
Baca Juga: Bedah Rekaman CCTV di Kantor Tempo, Bareskrim: Pencarian Satu Terduga Pelaku Belum Teridentifikasi
Lapor ke Bareskrim