Dituding Lakukan Framing Buruk oleh Kubu Hasto Soal Geledah Visi Law Office, KPK: Beda Perkara

Senin, 24 Maret 2025 | 12:41 WIB
Dituding Lakukan Framing Buruk oleh Kubu Hasto Soal Geledah Visi Law Office, KPK: Beda Perkara
Jubir KPK Tessa Mahardhika sebelumnya mengumumkan 5 tersangka dalam kasus korupsi BJB. [Suara.com/Dea]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menanggapi tudingan penasihat hukum Hasto Kristiyanto, Maqdir Ismail perihal penggeledahan kantor Visi Law Office sebagai upaya melakukan framing buruk.

Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika mengaku heran dengan pernyataan Maqdir yang dianggap mengaitkan penggeledahan kantor tersebut dengan perkara Hasto.

"Saya kurang paham mengapa tim Hukum saudara HK merasa penggeledahan tersebut ada kaitannya dengan perkara yang bersangkutan yang sedang disidangkan, karena perkaranya sendiri berbeda," kata Tessa kepada wartawan, Senin (24/3/2025).

Terkait penggeledahan tersebut, Tessa menegaskan tidak ada kaitannya dengan perkara Hasto yang saat ini memasuki persidangan.

Sebab, penggeledahan terhadap Visi Law Office merupakan upaya KPK untuk mengusut kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

"Saya tegaskan bahwa proses penggeledahan yang dilakukan merupakan tindakan upaya paksa berdasarkan kepentingan penyidikan, dalam rangka memperkuat pemenuhan unsur perkara yang sedang ditangani, dalam hal ini adalah TPPU tersangka SYL," ujar Tessa.

Sebelumnya, Kuasa Hukum Hasto Kristoyanto, Maqdir Ismail menyebut kegiatan penggeledahan yang dilakukan KPK terhadap kantor Visi Law Office merupakan framing buruk terhadap pihaknya.

Pasalnya, salah satu penasihat hukum Hasto, Febri Diansyah pernah menjadi bagian kantor hukum tersebut.

Pada Kamis (20/3/2025), KPK menyebut Visi Law Office diduga telah menerima aliran dana hasil tindak pidana pencucian uang mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Hal itu disampaikan usai KPK menggeledah Kantor Visi Lawdi kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Baca Juga: KPK Tak Hadir, Sidang Praperadilan Staf Hasto Ditunda hingga 8 April 2025

"Karena Visi Office ini dihire oleh SYL sebagai konsultan hukumnya waktu itu ya, penasihat hukumnya. Nah kami menduga bahwa uang hasilnya tindak pidana korupsi SYL itu, itu digunakan untuk membayar," kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (20/3/2025).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI