Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Masuk Kategori Sedang

Eko Faizin Suara.Com
Senin, 24 Maret 2025 | 11:27 WIB
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Masuk Kategori Sedang
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Masuk Kategori Sedang. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kualitas udara Jakarta hari ini, Senin (24/3/2025) pagi masuk kategori sedang. Demikian laporan data situs pemantau kualitas udara, IQAir.

Indeks Kualitas Udara (AQI), berdasarkan pantauan pada pukul 05.10 WIB, berada di angka 64 dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.

Angka ini menjadikan Ibu Kota Negara tersebut memiliki kualitas udara terburuk ke-51 di dunia. Sementara itu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Senin pagi, yaitu Lahore (Pakistan), dengan indeks kualitas udara di angka 212.

Lalu di urutan kedua Delhi (India) di angka 199. Peringkat ketiga Chiang Mai (Thailand) di angka 179, kemudian urutan empat ada Hanoi (Vietnam) di angka 177 dan di urutan lima Dhaka (Bangladesh) di angka 173.

Mengutip Antara, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa kualitas udara di dua lokasi berada pada kategori sedang atau nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Sedangkan 3 lokasi berada pada kategori baik atau nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0 - 50.

Beberapa titik tersebut seperti Pasar Minggu di Jakarta Selatan dengan Indeks Kualitas Udara di angka 60, Cempaka Putih di Jakarta Pusat dengan Indeks di angka 10.

Sementara wilayah Kelapa Gading di Jakarta Utara di angka 12, Cengkareng di Jakarta Barat di angka 9 dan Pulogadung Jakarta Timur ada di angka 68.

DLH DKI Jakarta menganjurkan agar setiap orang di wilayah yang disebutkan tadi untuk memakai masker apabila beraktivitas di luar ruang (outdoor).

Baca Juga: Jakarta Premium Outlets Resmi Dibuka, Jadi Destinasi Belanja Baru Jelang Lebaran

Sedangkan untuk kelompok sensitif dianjurkan untuk lebih sering beristirahat serta beraktivitas ringan, membawa obat pribadi dan juga memakai masker.

Jakarta jadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia

Jakarta sering kali masuk dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Kualitas udaranya masih berada dalam kategori tidak sehat.

Polusi udara Jakarta, terutama disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor, industri dan pembakaran sampah. Polusi udara dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia, hewan dan lingkungan.

Melansir laman ugm.ac.id, polusi udara di Jakarta telah menjadi isu yang berkelanjutan selama bertahun-tahun. Meskipun ada beberapa perbaikan, kualitas udara di Jakarta masih berada dalam kategori tidak sehat.

Ketika itu, konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini mencapai 9.1 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. Bahkan pada 13 Agustus 2024, Jakarta mencatatkan indeks kualitas udara (AQI) tertinggi di dunia dengan skor 177, yang masuk dalam kategori tidak sehat.

Terdapat beberapa penyebab tingginya polusi udara di Jakarta, yakni pertama adalah transportasi. Data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta(2020) menyebut sektor transportasi menyumbang sekitar 67,04% dari total polusi udara di Jakarta.

Kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar fosil, menghasilkan emisi gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikulat halus (PM2.5).

Kedua, industri manufaktur dan industri energy. Industri menyumbang sekitar 32,49,8% dari polusi udara.

Pabrik-pabrik dan fasilitas industri lainnya menghasilkan berbagai polutan melalui proses pembakaran dan produksi.

Ketiga ialah pembakaran rumah tangga dan terbuka. Pembakaran sampah dan penggunaan bahan bakar fosil di rumah tangga juga berkontribusi terhadap polusi udara.

Pembakaran dari rumah tangga berkontribusi sebesar 0,43%. Penelitian yang dilakukan oleh University of Chicago menunjukkan bahwa polusi udara mengurangi 2,3 tahun dari harapan hidup rata-rata individu.

Greenpeace Indonesia memperkirakan 7.390 penduduk Jakarta meninggal lebih awal karena polusi, sedangkan 2000 bayi lahir dengan berat badan rendah karena penyebab yang sama.

Populasi yang paling terdampak oleh polusi udara di antaranya adalah anak-anak, lansia, dan individu dengan penyakit komorbid.

Polusi udara menyebabkan infeksi paru maupun iritasi membran mukosa pada hidung, mulut, kulit, dan mata. Ukuran PM2,5 yang kecil dapat memasuki sirkulasi darah.

Masuknya PM2,5 ke sirkulasi darah dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, termasuk gangguan pada kesehatan jantung serta mengganggu kesehatan janin di dalam kandungan.

Polusi udara memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan manusia. Partikel PM2.5 yang terdapat dalam polusi udara dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, kardiovaskular, dan bahkan kanker.

Selain itu, polusi udara juga berdampak negatif pada kesehatan hewan, terutama hewan peliharaan yang sering terpapar udara luar. Ekosistem juga terpengaruh, dengan polusi udara yang merusak tanaman dan mengurangi kualitas tanah dan air.

Untuk mengatasi masalah polusi udara, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif. Pemerintah Jakarta telah mengambil beberapa langkah, seperti meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, memperbaiki transportasi umum, dan mengurangi pembakaran sampah.

Selain itu, masyarakat juga didorong untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, seperti bersepeda dan berjalan kaki.

Dengan kolaborasi lintas sektor dan perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, diharapkan kualitas udara di Jakarta dapat terus membaik di masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI