Suara.com - Enam jemaah umrah asal Indonesia meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di jalan perlintasan Mekkah-Madinah, Arab Saudi.
Satu keluarga jemaah umrah yang meninggal itu berencana merayakan Idul Fitri di Tanah Suci. Dia berasal dari Kota Semarang, Jawa Tengah.
Hal tersebut disampaikan salah seorang kerabat keluarga korban, Erma Rudita, saat menerima pelayat di rumah duka di kompleks perumahan Vila Pinus, Pudak Payung, Banyumanik, Kota Semarang, Sabtu (22/3/2025).
Empat orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia saat menjalankan ibadah umrah tersebut masing-masing. Dawam Mahmud, Sumarsih beserta dua anaknya, Areline Nawallya Adam dan Audrya Malika Adam.
"Berangkat tiga hari sebelum kejadian. Rencana mau merayakan Idul Fitri di sana," kata kakak ipar almarhum Dawam Mahmud seperti diberitakan Antara.
Ia membenarkan keempat keluarganya itu akan dimakamkan di Arab Saudi dan sudah diikhlaskan oleh seluruh kerabat.
Kekinian pihak keluarga kata dia, tengah mengurus dokumen untuk rencana pemakaman di Arab Saudi.
Ia menuturkan awal mula pihak keluarga pertama kali mendapat kabar tentang peristiwa nahas tersebut berasal dari KBRI di Arab Saudi
Sementara itu pelayat mendatangi rumah duka korban kecelakaan yang berlokasi di Perumahan Vila Pinus, Banyumanik, Kota Semarang itu.
Baca Juga: Firasat Rieke Diah Pitaloka Sebelum Mat Solar Meninggal: Malam Senin Saya Nggak Bisa Tidur...
Kerabat korban dan pengurus RT di sekitar tempat tinggal korban menerima kedatangan para pelayat di rumah yang sudah ditinggalkan seluruh penghuninya itu.
![Jemaah haji melakukan tawaf. [MCH 2024/Chandra Iswinarno]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/06/29/42926-jemaah-haji-melakukan-tawaf.jpg)
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan enam WNI meninggal dunia akibat kecelakaan bus dalam perjalanan ibadah umrah di jalan lintas Madinah-Makkah, Arab Saudi, Kamis (20/3/3035).
Total WNI umrah yang menjadi korban dalam kecelakaan adalah 20 orang, dimana enam orang diantaranya meninggal dunia.
Respons DPR
Sebelumnya Anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa KH An’im Falachuddin meminta pemerintah Indonesia segera bekerjasama dengan pemerintah Arab Saudi untuk menangani korban luka maupun selamat.
“Sepuluh hari terakhir Ramadan, kawasan Mekkah dan Madinah dipadati jemaah umrah dari berbagai negara. Kecelakaan ini adalah kejadian yang tidak diduga dan tidak diharapkan. Kami berharap pemerintah segera bekerja sama dengan Kedutaan Arab Saudi untuk mempermudah proses penanganan korban. Kami juga menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban,” kata KH An’im Falachuddin kepada wartawan, Sabtu (22/3/2025).
Untuk diketahui bus yang membawa 20 jemaah umrah asal Indonesia habis terbakar setelah terlibat insiden kecelakaan dengan mobil berjenis jeep.
Bus hilang kendali setelah disalip jeep dengan kecepatan tinggi. Bus kemudian menabrak jeep dan terguling keluar badan jalan. Selain enam WNI meninggal insiden ini juga menewaskan tiga WNA yakni kenek bus dari Pakistan dan dua pengendara jeep asal Bangladesh.
An’im mengatakan, dari keterangan Konjen Arab Saudi diketahui selain enam WNI meninggal, terdapa tiga jamaah yang mengalami luka berat. Sedangkan 11 jamaah lainnya bisa melanjutkan prosesi umrah.
“Kami berharap korban luka maupun meninggal bisa mendapatkan perlakuan semestinya,” ujarnya.
Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri ini mengapresiasi langkah cepat Konsulat Jenderal RI yang telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama. Ia meminta kedua kementerian tersebut membantu proses penanganan korban luka-luka yang masih menjalani perawatan. Untuk korban meninggal, ia meminta pemerintah memfasilitasi proses pemakaman.
Selain itu, An'im menekankan pentingnya keterlibatan biro umrah dalam proses penanganan korban dan penyelidikan kecelakaan.
“Biro umrah harus terbuka dalam proses penyelidikan, termasuk memeriksa apakah ada ketidaklayakan kendaraan, faktor human error, atau murni kecelakaan. Semua harus transparan,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Di sini pentingnya peran dari kedutaan, maupun konjen Indonesia di Arab Saudi.
“Upaya pencegahan harus dilakukan untuk memastikan keselamatan jemaah umrah Indonesia,” pungkasnya.