Sekolah Rakyat untuk Memutus Mata Rantai Kemiskinan, Prabowo: Anak Tidak Boleh Jadi Pemulung

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Sabtu, 22 Maret 2025 | 14:07 WIB
Sekolah Rakyat untuk Memutus Mata Rantai Kemiskinan, Prabowo: Anak Tidak Boleh Jadi Pemulung
Presiden Prabowo Subianto. (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Kita ingin menghilangkan kemiskinan dalam waktu secepat-cepatnya. Saya yakin ini bisa kita kerjakan," kata Presiden Prabowo.

Nantinya Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, serta Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto juga akan diminta untuk memastikan program itu berjalan sesuai rencana.

Prabowo menyebut program sekolah rakyat merupakan bagian dari perjuangan panjang bangsa dalam membangun kesejahteraan rakyat.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas pemerintahan serta semangat persatuan dalam menjalankan program pembangunan.

Program sekolah rakyat diketahui menjadi tonggak baru dalam upaya pemerataan pendidikan dan pemberantasan kemiskinan di Indonesia.

Dengan konsep pendidikan gratis dan berasrama, lulusan sekolah itu diharapkan tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat untuk menjadi agen perubahan guna mengubah taraf kesejahteraan keluarganya untuk terlepas dari jerat kemiskinan.

Lakukan Seleksi

Sebelumnya pemerintah akan mulai melakukan seleksi murid dan guru untuk Sekolah Rakyat pada 1 April 2025. Khusus seleksi murid akan dilakukan di masing-masing daerah dan disesuaiman dengan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Ketua Formatur Sekolah Rakyat M. Nuh dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bicara soal sekolah rakyat. (Suara.com/Lilis)
Ketua Formatur Sekolah Rakyat M. Nuh dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bicara soal sekolah rakyat. (Suara.com/Lilis)

Ketua Formatur Sekolah Rakyat M. Nuh menyampaikan kalau dalam proses seleksi itu akan diutamakan bagi anak-anak yang terdata dalam desil 1 DTSEN atau berasal dari keluarga miskin ekstrem. Kemudian seleksi berjenjang bagi anak-anak yang masuk dalam peringkat desil 2.

Baca Juga: Presiden Prabowo Roasting Menterinya Buntut Harga Saham Anjlok: Saya Lihat Beberapa Orang Stres

"Desil 1 itu yang paling miskin, miskin ekstrim. Naik lagi nanti (perekrutan untuk) desil 2. Kalau sudah terpenuhi jumlah muridnya alhamdulillah. Kalau belum ya dinaikkan ke desil 3, demikian dan seterusnya," jelas Nuh usai rapat pleno Sekolah Rakyat di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu (19/3/2025).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI