Suara.com - Aksi teror pengiriman kepala babi dengan kondisi kuping terputus ke kantor Tempo ramai menjadi sorotan. Aksi teror tersebut turut ditanggapi oleh pengamat politik Rocky Gerung.
Dalam siniar yang tayang di akun Youtube pribadinya pada Jumat (21/3/2025), Rocky menganggap jika aksi teror kepala babi yang dikirim kepada kantor Tempo adalah tindakan pengecut.
"Iya banyak yang bertanya apa tafsir saya tentang kiriman ke bocor alus itu dengan kalimat yang sangat singkat bisa saya simpulkan bahwa teror itu adalah bentuk kepengejutan," ujar Rocky Gerung dipantau Suara.com pada Sabtu (22/3/2025).
Rocky juga menganggap aksi teror kepada jurnalis Tempo yang dikirimi kepala babi merupakan tindakan kasar dalam cara berpolitik.
"Jadi teror adalah bentuk paling paling eh kasar dari persaingan politik. Kan itu dasarnya tuh Gagal untuk berargumentasi lalu memakai sentimen, gagal memakai sentimen, lalu memakai hoax, gagal memakai hoax, lalu memakai teror, pakai teror yang juga sangat dangkal yaitu mengirim mengirim simbol yang orang tahu apa artinya babi dan apa artinya kepala babi," terang Rocky Gerung.
Di balik adanya tindakan teror pengiriman kepala babi itu, Rocky menduga ada hal yang amat ditakuti oleh peneror terhadap pemberitaan yang ditayangkan oleh redaksi Tempo. Maka dari adanya ketakutan itu, kata Rocky pelaku teror yang mengirim kepala babi itu memberikan sinyal kepada Tempo agar tutup mulut.

"Si peneror itu juga orang yang ketakutan sebetulnya karena dia tidak berani untuk menerangkan dia siapa, argumennya apa, posisi dia di dalam urusan dengan Tempo. Apa bagian mana dari Tempo yang menyinggung dia, siapa sebetulnya yang menginginkan Tempo itu tutup mulut. Kan semua itu bisa kita analisis secara , apa namanya hermeneutic of suspicion," ujarnya.
Teror Kepala Babi
Teror kepala babi dengan kondisi telinga terpotong dikirim ke Kantor Redaksi Tempo di Jalan Palmerah Barat, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada 19 Maret 2025.
Baca Juga: Hasan Nasbi Beri Saran Teror Kepala Babi ke Tempo Dimasak, Dosen UGM: Pejabat Begini Menyedihkan
Terbungkus styrofoam dan dilapisi kardus, paket tersebut ditujukan kepada Francisca Christy Rosana alias Cica, jurnalis sekaligus host siniar Bocor Alus Politik.
Berdasar rekaman CCTV, kurir pengantar paket kepala babi itu seorang pria. Dia menggunakan sepeda motor Honda Beat putih, berjaket hitam dan helm Gojek. Paket tanpa dilengkapi identitas pengirimnya tersebut kemudian diserahkan kepada satpam di Kantor Redaksi Tempo.
Cica baru menerima paket itu sehari kemudian pada Kamis, 20 Maret 2025. Sekitar pukul 15.00 WIB, Cica yang baru usai liputan bersama rekannya, Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran lalu membukanya.
“Sudah tercium bau busuk ketika kardus dibuka,” ucap Hussein.
Dilaporkan ke Bareskrim
Redaksi Tempo telah melaporkan kasus teror kepala babi ini ke Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (21/3/2025) siang.
![Kantor Tempo dapat kiriman teror kepala babi yang ditujukan kepada salah satu host Bocor Alus, Kamis (20/3/2025). [Dok. Tempo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/20/71432-teror-kepala-babi.jpg)
Laporan itu dilayangkan Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yastra dengan didampingi Komite Keselamatan Jurnalis atau KKJ Indonesia.
Koordinator KKJ Indonesia, Erick Tanjung menyebut teror kepala babi yang dikirim kepada jurnalis Tempo Cica sebagai simbol ancaman pembunuhan.
“Pengiriman paket ini kami curigai sebagai teror, sebagai simbol ancaman pembunuhan,” ucap Erick.
Karena itu dalam laporannya ke Bareskrim Polri, KKJ tidak hanya mempersangkakan pelaku dengan Pasal 18 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Tetapi juga disertai Pasal 336 KUHP tentang ancaman pembunuhan.
“Karena dari sekian kasus yang kita laporkan, prosesnya mandek dalam penyelidikan,” ungkapnya. “Kita uji apakah kepolisian hadir mengungkap semua kasus kekerasan terhadap jurnalis.”