Suara.com - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta kekinian tengah mengosongkan sampah yang diolah di Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara. Pengosongan sampah sementara ini dilakukan karena sebelumnya ada warga di sekitar lokasi yang mengeluh soal bau tak sedap dari pengolahan sampah tersebut.
Pengosongan ini juga merupakan tindak lanjut arahan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Agung Pujo Winarko, menuturlan pengosongan RDF ini meliputi sampah lama di bunker sebanyak 800 ton dan produk RDF di gudang produksi sekitar 600 ton.
"Sesuai arahan Pak Gubernur kami akan mengosongkan semua sampah serta produk yang ada di RDF Rorotan," kata Agung dikutip pada Sabtu (22/3/2025).
Agung menuturkan, proses pengosongan ratusan ton sampah yang ada di bunker sudah dilakukan sejak 19 Maret dan ditargetkan rampung hari ini.
Sementara itu untuk di gudang produksi masih berproses dan diproyeksikan kosong dalam dua sampai tiga hari mendatang.
"Sampah-sampah telah kita kirim TPST Bantar Gebang, begitu juga dengan produk RDF ini sudah kami kirim ke plant di Bantar Gebang," kata Agung.
Lebih lanjut Agung menambahkan, jia nantinya sampah dan hasil produksi sudah kosong, maka bunker dan gudang akan dilakukan sterilisasi dengan dicuci dan diberikan pewangi atau penghilang bau tidak sedap.
"Nanti akan kita cuci semua dan diberi pewangi agar bau yang tidak sedap ini hilang. Bau ini timbul dari sampah yang lama tertumpuk," jelas dia.
Baca Juga: Pramono Kembalikan Penerima KJP Plus Hingga 707 Ribu Siswa, Cair Hari Ini
Selain itu RDF Rorotan kata dia, nantinya akan ditutup sementara untuk dilakukan perbaikan oleh kontraktor terkait.
Agung menjelaskan perbaikan yang dilakukan meliputi penambahan deodorizer untuk mengurangi bau hingga penambahan filter sebagai penangkal pencemaran udara.
Setelah itu apabila sudah RDF Rorotan sudah rampung diperbaiki, maka akan dibuka dan mulai uji coba kembali, dengan sampah baru (waste fresh) dan proses produksi yang sedikit. Nantinya, warga juga bisa ikut melihat prosesnya.
"Kita belum tahu kapan beroperasi kembali, intinya kita menunggu semua perbaikan selesai. Semoga dengan pengosongan ini, bisa mengurangi bau tidak sedap dan warga bisa ibadah puasa dan merayakan Lebaran dengan nyaman," tandasnya.
Perintah Pramono
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meminta uji coba pengoperasian fasilitas pengolahan sampah berteknologi Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara dihentikan untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan setelah ramainya protes warga setempat karena bau yang keluar dari RDF.
Pramono menuturkan bau yang keluar dari RDF karena masih adanya sejumlah peralatan yang belum beroperasi maksimal. Ia meminta perbaikan dilakukan dalam waktu satu pekan sebelum pengolahan alias commisioning dilaksanakan kembali.
"Jadi kontraktornya tadi menyampaikan dalam satu minggu ini mereka akan mempersiapkan, dan saya sudah meminta jangan komisioning kalau ini belum terpasang," ujar Pramono di Rorotan, Jakarta Utara, Kamis (20/3/2025).

Saat mengunjungi fasilitas pengolahan sampah berteknologi RDF di Rorotan, Jakarta Utara pada Kamis (20/3/2025), Pramono juga sempat menyampaikan permohonan maaf karena ada bau tak sedap yang diprotes warga.
Sebelum tiba di RDF Rorotan, Pramono sudah ditunggu sejumlah warga Rorotan yang mengeluhkan soal bau ini. Mereka pun langsung ikut ke dalam RDF dan diterima melakukan dialog.
Pramono menyebut pihaknya sepakat memenuhi permintaan warga untuk memasang Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) dalam radius 5 kilometer dari RDF Rorotan. Hal ini dilakukan demi mengetahui dampak operasional RDF terhadap kualitas udara.
"Tadi dengan warga, kami sepakat bahwa di sekitar 4-5 kilo dari tempat ini dipasang pemantau kesehatan udara, kualitasnya," kata dia.
"Tentunya kita bisa membandingkan kualitas udara yang karena dampak dari RDF ini atau kualitas udara yang memang karena asap mobil, motor, dan sebagainya," Pramono menambahkan.
Selain itu Pramono juga menyampaikan permintaan maaf kepada warga yang merasa dirugikan atas operasional RDF. Pramono pun berjanji untuk menanggung biaya pengobatan warga jika ada yang terganggu kesehatannya.
"Siapapun baik itu anak umur berapapun, termasuk dewasa dan sebagainya, yang sekarang ini terdampak karena kemarin, kesalahan kami," tuturnya.
"Dan saya sudah minta maaf untuk itu, maka pemerintah Jakarta bertanggung jawab untuk kesehatannya," tambahnya memungkasi.