Suara.com - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah mengonfirmasi bahwa kecelakaan bus yang membawa 20 jamaah umrah Warga Negara Indonesia (WNI) di jalan lintas Madinah-Makkah pada Kamis lalu bukan kecelakaan tunggal.
Insiden tragis ini menewaskan 6 WNI dan 3 Warga Negara Asing (WNA), serta meninggalkan sejumlah korban luka yang masih dirawat.
Konsul Jenderal Yusron Ambary menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi ketika bus yang mengangkut jamaah umrah Indonesia disalip secara tiba-tiba oleh sebuah mobil jip.
“Bus menabrak jip tersebut, lalu terguling dan terbakar. Kedua kendaraan hangus terbakar setelah terbanting keluar jalur ke pinggir jalan berpasir,” ujar Yusron dalam konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Jumat.
Beruntung, posisi kendaraan yang keluar jalur tidak mengganggu arus lalu lintas di jalan raya tersebut.
Dari total 20 WNI di dalam bus, 6 di antaranya meninggal dunia.
Selain itu, tiga WNA juga menjadi korban jiwa, yakni seorang WN Pakistan yang bertugas sebagai kenek bus serta dua WN Bangladesh yang berada di dalam mobil jip.
“Kronologi lengkap masih diselidiki otoritas Arab Saudi. Belum ada kesimpulan resmi soal penyebab atau tingkat kesalahan masing-masing kendaraan, sehingga dokumen kecelakaan belum bisa diterbitkan,” tambah Yusron.
Kondisi Korban Selamat
Dari 14 WNI yang selamat, tiga di antaranya mengalami luka berat, termasuk luka bakar serius dan patah tulang, sehingga masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Baca Juga: Tragedi Jemaah Umrah: 5 Fakta Kecelakaan Maut Bus di Jeddah
Sementara itu, 11 korban lainnya telah pulih cukup baik dan dapat melanjutkan ibadah umrah ke Makkah sesuai rencana, setelah menyelesaikan agenda di Madinah sebelum kecelakaan terjadi.
“Kami terus berkoordinasi dengan tur umrah dan muassasah lokal untuk memastikan kondisi rombongan yang melanjutkan ibadah,” kata Yusron.
Penanganan dan Investigasi Berlangsung
KJRI Jeddah menyatakan bahwa pihaknya tengah bekerja sama dengan otoritas Arab Saudi, rumah sakit, dan penyedia layanan umrah untuk memberikan pendampingan kepada korban serta keluarga mereka.
Investigasi mendalam oleh pihak berwenang setempat masih berlangsung untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat.
Insiden ini kembali menyoroti pentingnya keselamatan transportasi bagi jamaah umrah, khususnya di jalur sibuk seperti Madinah-Makkah.
KJRI Jeddah mengimbau seluruh pihak terkait, termasuk agen perjalanan dan pengemudi, untuk meningkatkan kewaspadaan demi mencegah kejadian serupa di masa depan.

Sementara itu, kabar duka menyelimuti Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyusul meninggalnya Eny Soedarwati, anggota DPRD setempat, dalam kecelakaan bus rombongan jamaah umrah di Arab Saudi.
Ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro, Abdullah Umar, menyampaikan kabar duka tersebut pada Jumat (21/3/2025).
Ia pertama kali menerima informasi dari saudara sepupunya yang turut dalam rombongan pada pukul 19.30 WIB, Kamis malam.
“Sepupu saya mengabarkan bus yang ditumpangi kecelakaan. Istri sepupu saya meninggal, dan 30 menit kemudian dikonfirmasi Bu Eny juga wafat,” ujar Umar di Bojonegoro.
Eny Soedarwati bukan hanya anggota Komisi B DPRD Bojonegoro dari Fraksi PKB, tetapi juga menjabat sebagai Ketua DPC Perempuan Bangsa Bojonegoro.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Kami kehilangan kader terbaik. Bu Eny adalah politikus perempuan yang penuh semangat dan tanggung jawab,” ungkap Umar dengan nada haru.
Sebagai bentuk penghormatan, DPC PKB Bojonegoro mengimbau seluruh jajaran DPC dan DPAC untuk melaksanakan salat gaib bagi Eny dan korban lainnya.
Umar mengenang komunikasi terakhirnya dengan Eny pada 16 Maret 2025, saat ia menjadi ketua panitia Safari Ramadan DPW PKB Jawa Timur di Bojonegoro.
“Semoga amal ibadahnya diterima dan ia mendapat tempat indah di surga,” doanya.
Kecelakaan ini menjadi pengingat akan risiko perjalanan ibadah, sekaligus meninggalkan luka bagi masyarakat Bojonegoro yang kehilangan salah satu tokoh perempuan inspiratifnya.