Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Kami kehilangan kader terbaik. Bu Eny adalah politikus perempuan yang penuh semangat dan tanggung jawab,” ungkap Umar dengan nada haru.
Sebagai bentuk penghormatan, DPC PKB Bojonegoro mengimbau seluruh jajaran DPC dan DPAC untuk melaksanakan salat gaib bagi Eny dan korban lainnya.
Umar mengenang komunikasi terakhirnya dengan Eny pada 16 Maret 2025, saat ia menjadi ketua panitia Safari Ramadan DPW PKB Jawa Timur di Bojonegoro.
“Semoga amal ibadahnya diterima dan ia mendapat tempat indah di surga,” doanya.
Kecelakaan ini menjadi pengingat akan risiko perjalanan ibadah, sekaligus meninggalkan luka bagi masyarakat Bojonegoro yang kehilangan salah satu tokoh perempuan inspiratifnya.