Rusia Gempur Ukraina dengan Serangan Drone Terbesar, Lukai Tiga Remaja dan Picu Kebakaran

Bella Suara.Com
Jum'at, 21 Maret 2025 | 22:57 WIB
Rusia Gempur Ukraina dengan Serangan Drone Terbesar, Lukai Tiga Remaja dan Picu Kebakaran
Kebakaran hebat di Odesa Ukraina akibat serangan Drone Rusia. (X)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rusia melancarkan serangan pesawat tak berawak terbesar ke kota pelabuhan Odesa di Laut Hitam Ukraina pada Kamis malam (21/3/2025).

Serangan tersebut melukai tiga remaja dan memicu kebakaran besar di berbagai lokasi.

Serangan ini terjadi saat Presiden Ceko, Petr Pavel, tengah berkunjung ke kota tersebut untuk bertemu dengan pejabat daerah.

“Yang penting, selama pertemuan kami, musuh sekali lagi menyerang wilayah Odesa secara besar-besaran,” ujar Gubernur Odesa, Oleh Kiper, melalui aplikasi Telegram.

Kementerian Dalam Negeri Ukraina melaporkan bahwa drone jarak jauh Rusia menghantam kota dalam beberapa gelombang, menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, rumah tinggal, serta bangunan komersial.

Kebakaran besar pun terjadi di beberapa titik, termasuk sebuah bengkel mobil tempat sekitar 25 kendaraan terbakar habis.

“Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya berdiri dan menyaksikan semua barang terbakar. Saya benar-benar terkejut,” ungkap seorang pemilik toko bernama Inna.

Menurut analis militer Oleksandr Kovalenko, Rusia menggunakan taktik baru dalam serangan kali ini dengan menurunkan pesawat tak berawaknya dari ketinggian yang lebih tinggi dan kecepatan yang lebih tinggi dari biasanya.

Hal ini membuat pertahanan udara Ukraina semakin sulit untuk menanggulangi serangan tersebut.

Baca Juga: Utusan AS Klaim Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Mungkin Tercapai dalam Hitungan Minggu!

“Ini adalah salah satu serangan terbesar di Odesa sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Ini adalah bentuk intimidasi dan teror terhadap penduduk sipil,” ujar Kovalenko.

Sementara itu, serangan Rusia terhadap Ukraina tidak hanya terjadi di Odesa.

Pada Jumat (22/3/2025), Rusia dan Ukraina saling menuduh melakukan serangan terhadap stasiun pemompaan dan pengukuran gas utama di wilayah Kursk yang baru-baru ini direbut kembali oleh pasukan Moskow.

Rusia menuding Ukraina melakukan aksi terorisme dengan meledakkan fasilitas itu, sementara Kyiv membantah keterlibatan dan menyatakan bahwa pasukan Rusia sendiri yang menembaki fasilitas tersebut sebagai provokasi.

Serangan terbaru ini terjadi di tengah upaya Amerika Serikat untuk menengahi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.

Kebakaran hebat di Odesa Ukraina karena serangan Drone Rusia. (X)
Kebakaran hebat di Odesa Ukraina karena serangan Drone Rusia. (X)

Washington berharap bisa mencapai gencatan senjata sebagian yang akan menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi oleh kedua belah pihak.

Namun, Rusia menolak usulan gencatan senjata 30 hari yang lebih luas, meski menyetujui moratorium serangan terhadap infrastruktur energi.

Dalam serangan yang berlangsung semalam, Rusia meluncurkan total 214 pesawat nirawak ke berbagai wilayah di Ukraina.

Angkatan Udara Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh 114 drone, sementara 81 lainnya “hilang”, istilah yang digunakan untuk drone yang dinetralisir menggunakan sistem perang elektronik.

Presiden Ceko, Petr Pavel, dikenal sebagai pendukung vokal Ukraina dalam melawan invasi Rusia.

Ia telah memimpin berbagai upaya internasional untuk memberikan bantuan militer kepada Kyiv, termasuk mendorong pengiriman lebih dari satu juta peluru artileri ke medan perang.

Kehadirannya di Odesa saat serangan terjadi semakin menyoroti ketegangan yang meningkat di kawasan tersebut.

Serangan di Odesa juga menimbulkan kepanikan di antara warga sipil.

Tim pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja keras sepanjang malam untuk memadamkan api dan mengevakuasi korban dari bangunan yang terbakar.

Banyak warga mengungsi ke tempat yang lebih aman, khawatir akan adanya serangan lanjutan.

Ukraina juga terus melancarkan serangan balasan menggunakan pesawat tak berawak terhadap sasaran strategis di Rusia, termasuk infrastruktur minyak dan pangkalan pembom strategis dalam beberapa hari terakhir.

Delegasi dari Ukraina, Amerika Serikat, dan Rusia dijadwalkan bertemu di Arab Saudi pada Senin mendatang untuk membahas rincian lebih lanjut terkait konflik yang masih terus berlangsung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI