Suara.com - Di 10 hari terakhir ramadhan ini, umat Islam dianjurkan untuk tetap semangat menunaikan ibadahnya. Sebab di hari-hari terakhir ramadhan ini ada satu malam yang sangat mulia yaitu malam Lailatul Qadar.
Beribadah pada malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Menurut Imam Mujahid yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah salat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari salat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar.
Di malam lailatul qadar, Allah menurukan banyak malaikat membawa rahmat dan berkah bagi umat manusia di bumi.
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4).
Menurut Imam Ibnu Katsir, banyak malaikat yang akan turun pada lailatul qadar karena banyaknya barokah (berkah) pada malam tersebut.
Waktu Malam Lailatul Qadar
Mengenai kapan malam lailatul qadar, Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk mengenai malam waktu malam lailatul qadar itu sendiri.
Pertama, Nabi SAW menyebut malam lailatul qadar terjadi pada 10 malam terakhir di bulan ramadhan.
Baca Juga: 10 Weton yang Dipercaya Mendapatkan Banyak Rezeki di Bulan Ramadhan
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qodar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan” (HR. Bukhari)
Dari 10 malam terakhir ramadhan itu, menurut Rasulullah SAW malam lailatul qadar terjadi di malam-malam ganjil.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qodar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan” (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW bersabda:
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
“Carilah lailatul qodar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
“Carilah lailatul qodar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa” (HR. Bukhari).
Dalam hadis lainnya, sahabat Nabi SAW pernah secara spesifik menyebut malam lailatul qadar terjadi pada malam ke 27 ramadhan.
وَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
“Demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintahkan oleh Rasulullah untuk menghidupkannya, yaitu malam kedua puluh tujuh” (HR. Muslim dari Ubay Bin Ka’ab).
Demikian juga hadis dari Mu’awiyah beliau menukil perkataan dari Nabi sallallahu alaihi wasallam,
ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟﻘَﺪْﺭِ ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺳَﺒْﻊٍ ﻭﻋِﺸْﺮﻳﻦَ
“Lailatul qodar pada malam kedua puluh tujuh” (HR. Abu Daud)
Tanda Orang Mendapat Lailatul Qadar
Di malam Lailatul Qadar, umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah mulai dari shalat malam, membaca Alquran, berzikir, bersedekah hingga berdoa.
Lalu apakah ada tanda bagi orang yang mendapatkan lailatul qadar? Ustaz Ammi Nur Baits mengatakan setiap orang yang melakukan ibadah di malam lailatul qadar maka dia telah melakukan ibadah di lailatul qadar.
Menurut Ustaz Ammi, besar dan kecilnya pahala yang didapatkan, tergantung dari kualitas dan kuantitas ibadah yang dikerjakan di malam lailatul qadar.
Imam Malik meriwayatkan secara balaghan (tanpa sanad), menukil keterangan Said bin Musayib (tabiin senior, menantu Abu Hurairah) tentang orang yang beribadah ketika lailatul qadar.
أَنَّ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ كَانَ يَقُولُ: مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ مِنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
Bahwa Said bin Musayib pernah mengatakan, “Siapa yang ikut shalat isya berjamaah di lailatul qadar, berarti dia telah mengambil bagian lailatul qadar.”
Ustaz Ammi Nur Baits mengatakan keyakinan bahwa ciri orang yang mendapat malam lailatul qadar adalah orang yang mengalami kejadian aneh tidaklah benar.
"Bukan syarat untuk mendapat lailatul qadar harus mengalami kejadian aneh atau kejadian luar biasa," ujarnya dikutip dari website Konsultasi Syariah.
Imam Qurthubi menjelaskan dalam kitab Al-Jami Al-Quran bahwa kadang-kadang seseorang yang mendapatkan lailatul qadar tidak melihat tanda-tanda tersebut.
Dikutip dari NU Online, Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab Al-Ghunyah menjelaskan mengenai tanda-tanda orang yang mendapatkan Lailatul Qadar, berikut ini:
يل إن جبريل عليه السلام إذا نزل من السماء ليلة القدر لا يدع احدا من الناس الا سلم عليه وصافحه
Artinya, “Dikatakan bahwa malaikat Jibril as, ketika turun dari langit pada malam Lailatul Qadar, tidak akan membiarkan seorang manusia pun kecuali akan mengucapkan salam dan menjabat tangannya.”
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani menjelaskan lagi mengenai tanda orang yang mendapat ucapan salam dan jabatan tangan dari malaikat Jibril sebagai berikut:
وعلامة ذلك اقشعرر جلده و ترقيق قلبه و تدميع عينيه
Artinya, “Tanda seseorang yang mendapatkan salam dan berjabat tangan dengan malaikat Jibril adalah gemetar kulitnya, hatinya menjadi lembut, dan air matanya senantiasa bercucuran.”