Imam Malik meriwayatkan secara balaghan (tanpa sanad), menukil keterangan Said bin Musayib (tabiin senior, menantu Abu Hurairah) tentang orang yang beribadah ketika lailatul qadar.
أَنَّ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ كَانَ يَقُولُ: مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ مِنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
Bahwa Said bin Musayib pernah mengatakan, “Siapa yang ikut shalat isya berjamaah di lailatul qadar, berarti dia telah mengambil bagian lailatul qadar.”
Ustaz Ammi Nur Baits mengatakan keyakinan bahwa ciri orang yang mendapat malam lailatul qadar adalah orang yang mengalami kejadian aneh tidaklah benar.
"Bukan syarat untuk mendapat lailatul qadar harus mengalami kejadian aneh atau kejadian luar biasa," ujarnya dikutip dari website Konsultasi Syariah.
Imam Qurthubi menjelaskan dalam kitab Al-Jami Al-Quran bahwa kadang-kadang seseorang yang mendapatkan lailatul qadar tidak melihat tanda-tanda tersebut.
Dikutip dari NU Online, Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab Al-Ghunyah menjelaskan mengenai tanda-tanda orang yang mendapatkan Lailatul Qadar, berikut ini:
يل إن جبريل عليه السلام إذا نزل من السماء ليلة القدر لا يدع احدا من الناس الا سلم عليه وصافحه
Artinya, “Dikatakan bahwa malaikat Jibril as, ketika turun dari langit pada malam Lailatul Qadar, tidak akan membiarkan seorang manusia pun kecuali akan mengucapkan salam dan menjabat tangannya.”
Baca Juga: 10 Weton yang Dipercaya Mendapatkan Banyak Rezeki di Bulan Ramadhan
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani menjelaskan lagi mengenai tanda orang yang mendapat ucapan salam dan jabatan tangan dari malaikat Jibril sebagai berikut: