Ketahui Tanda-Tanda Alam Datangnya Malam Lailatul Qadar

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Jum'at, 21 Maret 2025 | 18:05 WIB
Ketahui Tanda-Tanda Alam Datangnya Malam Lailatul Qadar
Tanda malam Lailatul Qadar. [kibrispdr.org]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memasuki 10 hari terakhir ramadhan, ada satu malam yang sangat istimewa yaitu malam Lailatul Qadar yaitu malam ketetapan atau malam penuh kemuliaan.

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan sebab di malam inilah Allah menurunkan Alquran ke bumi.

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3).

Maksudnya adalah ibadah di malam lailatul qadar itu lebih utama dari ibadah di seribu bulan lainnya yang tidak terdapat lailatul qadar.

Karena malam Lailatul Qadar begitu mulia, maka umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di malam tersebut.

Salah satu ibadah yang dianjurkan adalah memperbanyak shalat malam dan memohon ampunan kepada Allah SWT. 

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)

Baca Juga: Doa yang Dibaca saat Malam Lailatul Qadar Sesuai Sunnah

Waktu Terjadinya Malam Lailatul Qadar

Mengenai kapan terjadi malam lailatul qadar, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi di malam-malam ganjil 10 hari terakhir ramadhan.

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi SAW:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari bahwa lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun.

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى

“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.” (HR. Bukhari)

Tanda Malam Lailatul Qadar

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, KH. Abdul Muiz Ali, menjelaskan bahwa ada beberapa tanda-tanda yang bisa menjadi petunjuk datangnya malam Lailatul Qadar.

1. Tidak Hujan

Menurut KH Abdul Muiz, salah satu tanda malam Lailatul Qadar adalah tidak dalam keadaan hujan. 

"Ada tanda-tandanya. Salah satunya, tidak dalam keadaan hujan. Tidak dalam keadaan hujan, dan ia merasakan tenang untuk ibadah itu. Tidak hujan dan tidak panas," ungkapnya Kiai AMA, dikutip dari website mui.or.id pada Sabtu (15/3/2025).

2. Malam Cerah

Tanda lain dari malam Lailatul Qadar menurut Kiai Muiz adalah malam itu adalah malam yang cerah pada malam ke-27 ramadhan.

Ini berdasarkan hadis yang terkenal yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab, yang mengatakan:

هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru” (HR. Muslim no. 762, dari Ubay bin Ka’ab).

Hadits ini menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadar memiliki tanda pada pagi harinya, yakni matahari terbit dengan warna yang putih dan tidak memancarkan sinar secara menyeluruh.

Tanda ini menjadi salah satu petunjuk, meskipun umat Islam diingatkan untuk tidak hanya mencari tanda semata, melainkan menghidupkan malam tersebut dengan ibadah.

3. Tidak Panas

Hadis kedua yang menjadi rujukan dalam penjelasan ini diriwayatkan oleh Ath-Thayalisi dan Al-Baihaqi, yang mengatakan:

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

"Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin. Pada pagi hari, matahari bersinar tidak begitu cerah dan tampak kemerah-merahan." (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361).

Hadis ini menggambarkan bahwa malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan kedamaian dan kesejukan, tidak terlalu panas ataupun dingin.

Pada pagi harinya, matahari yang terbit akan tampak kemerah-merahan, sebuah tanda khas yang dapat mengindikasikan bahwa malam tersebut adalah Lailatul Qadar.

Kiai AMA juga mengingatkan, umat Islam seharusnya fokus pada pengamalan ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan, mengharap pahala dan keberkahan dari Allah SWT tanpa terfokus pada prediksi atau tanda-tanda malam tersebut.

"Yang seharusnya dilakukan adalah menghidupkan malam itu dengan ibadah, bukan mencari tanda-tandanya," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI