Terjebak 9 Bulan di Luar Angkasa, 2 Astronot NASA Cuma Dibayar Segini!

Bella Suara.Com
Jum'at, 21 Maret 2025 | 15:49 WIB
Terjebak 9 Bulan di Luar Angkasa,  2 Astronot NASA Cuma Dibayar Segini!
Dua astronot NASA, Butch Wilmore dan Suni Williams (x.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua astronot NASA, Butch Wilmore dan Suni Williams, akhirnya mendarat kembali di Bumi pada Selasa (18/03/2025) lalu setelah terjebak selama sembilan bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Misi yang awalnya direncanakan hanya berlangsung delapan hari ini berubah menjadi petualangan panjang akibat masalah teknis pada kapsul Starliner milik Boeing, meninggalkan mereka dengan kompensasi yang disebut-sebut "minim" meskipun menghadapi risiko luar biasa.

Wilmore dan Williams diluncurkan pada 5 Juni 2024, dengan Starliner untuk misi singkat ke ISS. Namun, masalah pada sistem propulsi kapsul tersebut memaksa NASA untuk mengembalikan Starliner ke Bumi tanpa awak, sementara kedua astronot harus menunggu hingga SpaceX menyediakan kapsul penyelamat.

Mereka akhirnya kembali dengan kapsul SpaceX Dragon, mendarat di Teluk Meksiko dekat Tallahassee, Florida, bersama astronot Nick Hague dari NASA dan Alexander Gorbunov dari Rusia.

Kompensasi Minim untuk Pengorbanan Besar

Berdasarkan tarif gaji astronot NASA tahun 2024, Wilmore dan Williams masing-masing menerima sekitar $152.258 per tahun (sekitar Rp2,4 miliar), atau sekitar $12.688 per bulan (sekitar Rp200 juta).

Dua astronot NASA, Butch Wilmore dan Suni Williams (x.com)
Dua astronot NASA, Butch Wilmore dan Suni Williams (x.com)

Selama 286 hari di luar angkasa, yakni 278 hari lebih lama dari rencana awal, mereka hanya dibayar sesuai jam kerja standar 40 jam per minggu, tanpa tambahan untuk lembur, akhir pekan, atau risiko bahaya.

NASA juga memberikan tunjangan harian sebesar $5 per hari (sekitar Rp79.000), yang totalnya hanya mencapai $1.430 (sekitar Rp22,6 juta) untuk sembilan bulan, menurut laporan Fortune.

"Mereka diperlakukan seperti karyawan federal biasa dalam perjalanan bisnis," kata juru bicara NASA.

Baca Juga: NASA Pastikan Asteroid 2024 YR4 Tidak Mengancam Bumi dalam Waktu Dekat

Kondisi ini memicu kritik, mengingat dampak fisik dan mental yang dialami keduanya. Bahkan, foto-foto terbaru menunjukkan perubahan drastis pada penampilan mereka.

Dampak Kesehatan dari Sembilan Bulan di Luar Angkasa

Sembilan bulan di lingkungan mikrogravitasi ISS—dari 5 Juni 2024 hingga kepulangan mereka—berdampak serius pada tubuh Wilmore dan Williams.

Foto-foto terbaru menunjukkan perubahan fisik yang mencolok, Butch tampak lebih kurus dengan kerutan bertambah di wajahnya, sementara rambut cokelat Suni kini hampir seluruhnya beruban.

Wajah keduanya juga tampak pucat, dengan kulit Butch yang sebelumnya kemerahan dan kulit Suni yang lebih gelap kini berubah keabu-abuan. Perubahan ini bukan sekadar kosmetik, melainkan gejala dari tantangan kesehatan yang lebih dalam.


Perjalanan Panjang dan Prestasi di Antariksa

Selama terjebak di ISS, Wilmore dan Williams tak hanya menunggu. Mereka melakukan berbagai eksperimen ilmiah, memperbaiki peralatan stasiun, dan bahkan melaksanakan perjalanan luar angkasa.

Suni Williams mencatatkan rekor sebagai astronot wanita dengan waktu terlama berjalan di luar angkasa sepanjang kariernya.

Namun, penundaan kepulangan mereka yang sempat dikaitkan Presiden Donald Trump dengan kelalaian pemerintahan Biden menjadi sorotan.

Trump mendesak Elon Musk untuk mempercepat misi penyelamatan, yang akhirnya menggunakan kapsul SpaceX bekas untuk menghemat waktu.

Tantangan Teknologi dan Masa Depan

Kegagalan Starliner menambah daftar tantangan dalam perlombaan antariksa modern, sementara SpaceX kembali membuktikan peran krusialnya dalam mendukung misi NASA.

Kru pengganti berikutnya dijadwalkan meluncur paling cepat Juli 2025.

Sementara itu, dampak sembilan bulan di luar angkasa terhadap tubuh Wilmore dan Williams, termasuk potensi kehilangan massa otot dan tulang masih akan diteliti lebih lanjut oleh NASA.

Kepulangan mereka disambut suka cita, namun sorotan kini tertuju pada kebijakan kompensasi NASA.

Bagi dua astronot yang menghabiskan hampir setahun dalam kondisi ekstrem, tunjangan $1.430 (Rp22,6 juta) tampaknya jauh dari mencerminkan pengorbanan mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI