Terkait penggunaan font Times New Roman, Sigit menjelaskan bahwa pada saat itu, mahasiswa sudah umum menggunakan font serupa.
Untuk mencetak sampul dan lembar pengesahan di percetakan sekitar kampus UGM, seperti Prima dan Sanur.
Seluruh isi skripsi Joko Widodo tetap diketik menggunakan mesin ketik.
Sementara itu, terkait nomor seri ijazah yang disebut tidak menggunakan klaster, Sigit menegaskan bahwa sistem penomoran ijazah di masa itu bervariasi tergantung fakultas.
Fakultas Kehutanan UGM memiliki kebijakan sendiri dalam penomoran, dan sistem yang digunakan pada ijazah Joko Widodo berlaku untuk seluruh lulusan fakultas tersebut pada masa itu.
Kesaksian Rekan Seangkatan
Frono Jiwo, teman seangkatan Joko Widodo di Fakultas Kehutanan UGM, membantah klaim Rismon.
Ia menegaskan bahwa format ijazahnya sama dengan yang dimiliki Joko Widodo, kecuali pada nomor kelulusan.
Ia juga mengingat bahwa sampul dan lembar pengesahan skripsi banyak dicetak di percetakan, sementara isi skripsi tetap diketik manual.
Baca Juga: Cek Fakta: Haris Azhar Ajak Masyarakat Blokir Podcast Bocor Alus Politik Tempo
Selain itu, Frono juga menegaskan bahwa Joko Widodo benar-benar kuliah di UGM, aktif dalam kegiatan mahasiswa.