Gaya Kepemimpinan Prabowo Dinilai Mirip Soeharto, Indonesia Mundur ke Era Orba?

Jum'at, 21 Maret 2025 | 12:42 WIB
Gaya Kepemimpinan Prabowo Dinilai Mirip Soeharto, Indonesia Mundur ke Era Orba?
Soeharto dan Prabowo muda (kolase)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai memiliki kemiripan dengan era Orde Baru (orba) di bawah kepemimpinan Soeharto. Hal itu terlihat dari gaya kepemimpinan Prabowo yang menunjukkan kecenderungan untuk merangkul semua pihak dan menghilangkan oposisi.

Pengamat politik Saidiman Ahmad mengatakan, tak heran jika kini publik merasa kalau Indonesia seperti kembali mundur ke era orde baru alias Orba. 

"Menurut saya sangat besar potensinya (Indonesia kembali ke era orba). Pertama kalau kita lihat dari sisi figur Pak Prabowo, ini kan figur masa lalu yang merupakan operator pemerintah, salah satu operator utama dalam pemerintahan Orde Baru, mindset-nya memang mindset Orde Baru, pembangunan ekonomi ala Orde Baru, dan agak kurang memperhatikan aspek-aspek demokratis," kata Saidiman kepada Suara.com, dihubungi Kamis (20/3/2025).

Menurutnya, ada indikasi kuat bahwa pemerintahan saat ini mengarah pada model kompetitif authoritarianism atau otoritarianisme kompetitif.

Presiden Prabowo Subianto didampingi Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya (kanan) di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (11/3/2025). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta].
Presiden Prabowo Subianto didampingi Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya (kanan) di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (11/3/2025). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta].

Model ini memungkinkan kompetisi politik tetap berlangsung, tetapi dalam realitasnya, pemerintah mengontrol dan membatasi ruang gerak oposisi serta kebebasan sipil.

Bukan hanya oposisi politik, Saidkman melihat kalau Prabowo juga berupaya mengontrol organisasi masyarakat serta media massa. 

"Ini biasa sekali dilakukan oleh satu pemerintahan yang menuju ke diktatoran, dan itu terjadi sekarang. Jadi ada istilah yang sangat menarik, kompetitif authoritarianism. Jadi sebenarnya pemerintah kita itu seolah-olah ada kompetisi, tapi sebenarnya di baliknya ada authoritarianisme," jelasnya.

Saidiman juga merujuk pada laporan terbaru dari Varieties of Democracy (V-Dem), yang menyebut bahwa Indonesia tidak lagi dikategorikan sebagai negara demokrasi elektoral, melainkan electoral autocracy atau autokrasi elektoral. Meskipun masih ada pemilu, hasilnya dinilai telah dikondisikan sejak awal melalui berbagai mekanisme yang tampak legal.

Presiden RI ke-2 Soeharto. [Ilustrasi/Ema]
Presiden RI ke-2 Soeharto. [Ilustrasi/Ema]

Kendati tindakannya mirip dengan Soeharto, Prabowo dinilai lebih menggunakan cara-cara baru dengan menghalalkan lewat jalur konstitusi, sehingga tidak sevulgar pada masa orba. 

Baca Juga: Pengamat Curiga Prabowo Bakal Bagi-bagi Jabatan Sipil usai RUU TNI Disahkan DPR: Ini Baru Permulaan

"Karena sekarang zamannya sudah berbeda. Kalau dulu kan yang disebut autokratisasi itu mungkin dilakukan secara vulgar, pakai tentara, pakai tank. Sekarang itu dengan cara-cara yang seperti legal semacam ini, proses perundang-undangan, legislasi, diubah sedikit demi sedikit, dan itu menuju kejatuhan sistem demokrasi," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI