Cara pengemasan styrofoam dan kardus yang rapat menguatkan dugaan bahwa pengirimnya ingin memastikan korban langsung terpapar kejutan menjijikkan dan teror psikologis saat membuka paket.
Apalagi, target teror adalah jurnalis politik sekaligus host siniar yang kerap mengulik sisi gelap kekuasaan.
Sulit untuk tak mengaitkan teror ini dengan kerja jurnalistik Cica dan Tempo yang dikenal vokal mengkritik para pemegang kuasa.

"Setelah kotak kardus sudah dibuka seluruhnya, terpampang di sana kepala babi. Kedua telinganya terpotong," jelas Setri.
Potongan telinga pada kepala babi itu juga menyiratkan pesan menakutkan: 'Berhenti mendengar, atau kami akan membungkam.'
Ancaman nyata bagi kemerdekaan pers dan hak publik untuk mendapatkan informasi. Tempo sendiri menegaskan kecaman keras atas teror ini.
"Kami sedang menyiapkan langkah-langkah selanjutnya sebagai respons atas kejadian ini," tegas Setri.
Peristiwa ini menambah panjang daftar teror terhadap jurnalis di Indonesia, yang justru terjadi di tengah gencarnya kampanye demokrasi dan kebebasan berekspresi.
Teror Lain
Baca Juga: Ngeri! Teror Kepala Babi di Kantor Tempo, Jurnalis 'Bocor Alus Politik' Jadi Target!
Sebelumnya, rekan Cica, sesama host siniar Bocor Alus, Hussein Abri Dongoran juga mengalami teror.