Pemudik Diprediksi Tercecer Saat Nyepi, Pedagang Makanan di Gilimanuk Disiagakan

Kamis, 20 Maret 2025 | 16:14 WIB
Pemudik Diprediksi Tercecer Saat Nyepi, Pedagang Makanan di Gilimanuk Disiagakan
Arus mudik di pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali (suara.com/Putu Yonata Udawananda)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memasuki periode arus mudik tahun ini, Pelabuhan Gilimanuk bersiap menghadapi lonjakan arus penumpang.

Namun, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, arus mudik tahun ini akan berlangsung bersamaan dengan perayaan Hari Nyepi, Sabtu (29/3/2025) mendatang.

Dengan puncak arus mudik yang diprediksi terjadi pada 27-28 Maret mendatang, kendaraan diprediksi masih ada yang akan tercecer di jalur mudik pasca penutupan Pelabuhan Gilimanuk pada Hari Nyepi.

PT ASDP Indonesia Ferry memprediksi sekitar 2 ribu kendaraan pemudik di Jalur Denpasar-Gilimanuk tidak dapat menyeberang sebelum pelabuhan ditutup.

Oleh karenanya, pihak pelabuhan telah menyiapkan cara agar dapat menampung dan juga memfasilitasi pemudik yang tertahan di Pelabuhan Gilimanuk selama 24 jam.

Sejumlah fasilitas penunjang seperti toilet portable, tempat beristirahat dan air untuk membersihkan diri juga disiapkan.

Pihak Pelabuhan mengaku mampu menampung sekitar seribu pemudik di Pelabuhan Gilimanuk selema Nyepi.

Selain menyiapkan hal tersebut, pihak Pelabuhan juga sudah meminta kepada UMKM penjual makanan agar berjualan di areal Pelabuhan saat Hari Nyepi.

Hal itu untuk memenuhi kebutuhan makanan para pemudik yang tertahan.

Baca Juga: Daftar 53 Rest Area Tol Trans Jawa yang Ada Charger Mobil Listrik untuk Mudik Lebaran 2025

“Kami juga sudah bekerja sama dgn UMKM-UMKM setempat karena biasanya Nyepi kan tidak ada jualan,” ujar GM PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ketapang Yani Adrianto, melalui Manager Usaha Pelabuhan Gilimanuk Ryan Dewangga saat dihubungi pada Kamis (20/3/2025).

Dia juga akan menyiapkan tenda pada bagian terminal kargo yang akan difungsikan sebagai penampungan pemudik.

“Makanya di terminal kargo kami tambah toilet portable, tenda, mushola, tempat wudhu,” imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga masih menunggu kepastian agar bisa menggunakan listrik saat Hari Nyepi.

Pasalnya, Desa Adat setempat disebut memadamkan listrik ketika Hari Nyepi.

ASDP juga mengaku siap untuk menyediakan listrik sendiri jika diizinkan untuk menghidupkan listrik selama Nyepi.

“Semoga pemangku adat di sini dapat memahami kondisi tersebut. karena informasinya di sini harus dipadamkan,” tuturnya.

Pelabuhan Gilimanuk menyiapkan total 54 kapal dan 2 kapal perbantuan untuk proses penyeberangan ke Pelabuhan Ketapang selama periode mudik lebaran.

Namun, tidak dijelaskan secara rinci jumlah kapal yang aktif beroperasi.

Dari jumlah tersebut, kapasitas optimal dalam satu hari yang dapat diseberangkan adalah 16.800 kendaraan.

Namun, diperkirakan jumlah kendaraan yang dapat dilayani untuk menyeberang berkisar antara 12-15 ribu dalam sehari.

Pada Kamis (20/3/2025) hari ini, jumlah kendaraan yang masih memadati Pelabuhan Gilimanuk disebut masih didominasi oleh kendaraan barang.

Terlebih karena penyeberangan kendaraan logistik sudah dibatasi mulai tanggal 24 Maret 2025 untuk difokuskan pada kendaraan kecil pemudik.

Sebelumnya diberitakan, pemudik yang masih tercecer di jalur Denpasar-Gilimanuk juga dapat ditampung di beberapa lokasi untuk beristirahat selama Hari Raya Nyepi sambil menunggu pembukaan kembali pelabuhan.

Tempat tersebut meliputi seluruh Kantor Polisi, Masjid, dan Terminal di Kabupaten Jembrana.

“Lokasi yang disiapkan yaitu di seluruh kantor kepolisian, masjid, terminal  terdekat di wilayah Kabupaten Jembrana,” ujar Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy.

Ariasandy mengimbau bagi para pemudik untuk menghindari waktu mudik pada 28 Maret 2025 mendatang demi kenyamanan pemudik karena menjelang penutupan jalan pada Hari Raya Nyepi.

Sebagaimana diketahui pada hari raya Nyepi adalah hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Nyepi juga disebut sebagai Hari Raya Keheningan.

Saat Nyepi, umat Hindu melakukan pantangan yakni :

  •     Amati Geni, tidak menyalakan api, termasuk kompor, lampu, dan kendaraan
  •     Amati Karya, menghentikan segala aktivitas pekerjaan
  •     Amati Lelungan, tidak bepergian atau meninggalkan rumah
  •     Amati Lelanguan, menjaga diri dari hawa nafsu dan kesenangan duniawi

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI