Warga Bulgaria Pekerja PBB Tewas di Gaza, Israel Bantah Terlibat

Bella Suara.Com
Kamis, 20 Maret 2025 | 14:46 WIB
Warga Bulgaria Pekerja PBB Tewas di Gaza, Israel Bantah Terlibat
Seorang pekerja asing yang mengalami luka akibat serangan udara Israel terhadap markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir Al-Balah, Gaza tengah, pada 19 Maret 2025, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Luar Negeri Bulgaria mengungkapkan bahwa seorang warga negara Bulgaria yang bekerja untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meninggal dunia pada hari Rabu, 19 Maret 2025, di Jalur Gaza.

Kementerian menyatakan bahwa informasi lebih lanjut akan diumumkan setelah hasil investigasi atas insiden tersebut diketahui.

Kematian ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut akibat konflik Israel-Palestina yang kembali memanas.

Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, melaporkan bahwa seorang pekerja asing PBB tewas dan lima lainnya mengalami luka parah akibat serangan yang diduga dilakukan Israel terhadap kantor pusat PBB di Deir al-Balah, provinsi tengah Gaza.

Korban luka dilaporkan telah dilarikan ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa.

Rekaman menunjukkan ambulans dan kendaraan PBB mengangkut tiga pria yang terluka, dengan dua di antaranya tampak mengalami cedera kaki dan satu lainnya memiliki luka di lengan serta perut.

Namun, militer Israel membantah tuduhan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka tidak melakukan serangan terhadap kompleks PBB di Deir al-Balah.

Duta Besar Israel untuk Bulgaria, Yosef Levi Sfari, juga menyampaikan belasungkawa melalui posting di Facebook, seraya menegaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan awal, kematian warga Bulgaria tersebut tidak terkait dengan operasi militer Israel.

Baca Juga: Tragedi Gaza: Ibu Hamil dan Bayinya Tewas dalam Serangan Udara Israel di Kamp Pengungsian

"Kami menyampaikan kesedihan atas kematian warga negara Bulgaria, seorang pekerja PBB, hari ini di Jalur Gaza," tulisnya.

Kantor PBB untuk Layanan Proyek (UNOPS) mengkonfirmasi bahwa salah satu stafnya tewas akibat ledakan bahan peledak di gedung PBB di Deir al-Balah.

Kepala UNOPS, Jorge Moreira da Silva, menyebut insiden ini sebagai pelanggaran hukum internasional dan menegaskan bahwa fasilitas serta personel PBB harus dilindungi oleh semua pihak.

Seorang pekerja asing yang cedera akibat serangan udara Israel terhadap markas Perserikatan Bangsa-Bangsa dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, Gaza tengah, pada 19 Maret 2025. (Reuters)
Seorang pekerja asing yang cedera akibat serangan udara Israel terhadap markas Perserikatan Bangsa-Bangsa dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, Gaza tengah, pada 19 Maret 2025. (Reuters)

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, turut menyatakan kekecewaannya dan menyerukan investigasi menyeluruh atas kejadian ini.

Juru bicara PBB, Farhan Haq, mencatat bahwa setidaknya 280 pegawai PBB telah tewas di Gaza sejak perang dimulai pada Oktober 2023.

Insiden ini terjadi di tengah gelombang serangan Israel di Gaza yang kembali intensif sejak Selasa, 18 Maret 2025.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 400 orang, menjadikannya salah satu episode paling mematikan sejak gencatan senjata rapuh pada 19 Januari 2025.

Badan pertahanan sipil Gaza juga melaporkan bahwa 13 orang tewas dalam serangan udara sejak tengah malam sebelumnya.

Israel telah meluncurkan penyelidikan atas kematian pekerja PBB tersebut, sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, menegaskan bahwa pasukan Israel turut membantu mengevakuasi jenazah dan korban luka untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit di Israel.

Meski begitu, penyebab pasti ledakan masih belum jelas.

PBB menyatakan bahwa ledakan tersebut bukan akibat ranjau atau amunisi yang belum meledak, melainkan bahan peledak yang "dijatuhkan atau ditembakkan" ke dalam gedung, meskipun asal usulnya—darat, laut, atau udara—belum dapat dipastikan.

Konflik ini terus menarik perhatian dunia, dengan seruan agar semua pihak menghormati hukum internasional dan melindungi fasilitas kemanusiaan.

Sekilas Tentang PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi internasional yang didirikan pada 24 Oktober 1945 setelah Perang Dunia II untuk mendorong perdamaian, keamanan, dan kerja sama global.

Berbasis di New York, PBB memiliki 193 negara anggota dan dipimpin oleh Sekretaris Jenderal, saat ini Antonio Guterres.

Tujuan utamanya meliputi pencegahan konflik, perlindungan hak asasi manusia, dan penyediaan bantuan kemanusiaan.

PBB beroperasi melalui badan-badan seperti Dewan Keamanan, Majelis Umum, dan berbagai agensi seperti WHO dan UNOPS.

Meski sering menghadapi tantangan, seperti konflik di Gaza, PBB tetap menjadi wadah penting untuk dialog dan aksi internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI