Suara.com - Rusia pada hari Rabu menuduh Ukraina telah "menyabotase" gencatan senjata selama 30 hari dengan melakukan serangan terhadap fasilitas energi, di tengah saling tuduh antara Moskow dan Kyiv mengenai serangan yang terjadi semalam.
Sebelumnya, kedua otoritas, Rusia dan Ukraina, melaporkan adanya serangan terhadap infrastruktur setempat pada Selasa malam waktu setempat.
![Bendera Rusia berkibar di atas kantor pusat Bank Sentral Rusia di Moskow, Rusia. [Dok.Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/11/85056-bendera-rusia.jpg)
Serangan tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah percakapan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump, di mana Putin menyetujui gencatan senjata terbatas yang bertujuan menghentikan serangan terhadap semua fasilitas energi dan infrastruktur.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini pada malam yang sama.
"Tentu saja," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan di Moskow saat ditanya apakah Moskow menganggap serangan Ukraina sebagai "sabotase" untuk menggagalkan kesepakatan yang telah dibicarakan Putin dan Trump.
Peskov berpendapat bahwa informasi mengenai gencatan senjata sudah cukup luas ketika serangan terjadi dan menyatakan bahwa keputusan Ukraina untuk melanjutkan serangan "bertentangan dengan upaya bersama ini."
Menjelaskan bahwa kesepakatan untuk menghentikan serangan hanya berlaku untuk fasilitas energi, Peskov menambahkan bahwa Kremlin akan secara ketat memantau tindakan Kyiv untuk melihat apakah mereka akan menghormati "niat tegas" Putin dan Trump dalam mencapai penyelesaian damai.
Peskov juga menyebutkan bahwa Putin belum mencabut perintah untuk menghentikan serangan Rusia terhadap fasilitas energi Ukraina.

Ia menyatakan bahwa "keinginan kuat" Putin dan Trump adalah "jaminan terbaik" bahwa Moskow dan Washington akan terus berupaya memperbaiki hubungan bilateral.
Baca Juga: Trump Deportasi 238 Gangster Venezuela ke El Salvador, Hakim AS: Langgar Hukum!
Selama percakapan telepon mereka pada hari Selasa, Putin dan Trump membahas kemungkinan penghentian bantuan militer untuk Ukraina, menurut Peskov, yang menyatakan bahwa Moskow akan terus mengangkat isu ini karena dianggap penting, tetapi tidak di forum publik.