Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengurangi potensi terjadinya banjir di Ibu Kota. Saat ini, pelaksanaan OMC sudah memasuki hari kesembilan di tahun 2025.
Setelah sembilan hari melakukan OMC, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kondisi atmosfer belum stabil. Bahkan, hujan deras masih mengguyur Jakarta beberapa hari terakhir.
Plt Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo menjelaskan saat ini Madden-Julian Oscillation (MJO) berada di fase 3 (Maritime Continent) dengan pergerakan melewati wilayah Jawa bagian barat.
“Anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) menunjukkan nilai negatif, sementara Monsun Asia masih terdeteksi aktif, yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut,” ujar Budi kepada wartawan, Kamis (20/3/2025).
Budi juga menambahkan bahwa fenomena Cold Surge atau seruakan massa udara dingin dari Asia, yang diprediksi terjadi pada 19 Maret 2025 perlu diwaspadai karena dapat memperkuat pembentukan awan di wilayah Jawa bagian barat.
“Peningkatan Indeks CENS yang signifikan, dengan nilai Surge mencapai +8.9 (melewati ekuator) dan indeks Surge tiga hari lalu sebesar +11.9, berpotensi memperkuat pembentukan awan di wilayah Jawa bagian barat," jelasnya.
Meski demikian, Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan sekaligus juru bicara OMC Jakarta 2025, Michael Sitanggang, menyampaikan bahwa hingga hari kesembilan pelaksanaan OMC, tidak terjadi bencana hidrometeorologi yang signifikan.
"OMC hingga hari ini telah berhasil melakukan total 23 sorti, dengan penggunaan bahan semai higroskopis mencapai 18,4 ton dan akumulasi waktu terbang 47 jam 16 menit," ungkap Michael.
Lebih lanjut, ia mengimbau masyarakat untuk tetap siaga terhadap potensi hujan lebat yang diprediksi akan meningkat.
Baca Juga: Harga Tiket Bus Jakarta - Surabaya Mudik Lebaran 2025: Jangan Sampai Kehabisan
“Melihat curah hujan dini hari nanti masih terpantau tinggi, kami menghimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi hujan yang dapat meningkat pada esok hari,” pungkasnya.

Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta terus melanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dengan mengoptimalkan penyemaian di wilayah barat hingga barat laut karena adanya potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
"Sesuai supervisi BMKG, sortie pertama difokuskan di wilayah barat, barat daya Banten, dan perairan Selat Sunda," kata Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta sekaligus juru bicara OMC Jakarta 2025 Michael Sitanggang di Jakarta, Senin.
Michael mengatakan pada hari ketujuh pelaksanaan OMC, telah dilakukan tiga sortie penyemaian menggunakan 2,4 ton bahan semai higroskopis.
Menurut dia, sortie pertama difokuskan di wilayah barat, barat daya Banten, dan perairan Selat Sunda. Sortie kedua dilakukan di area barat, barat laut Merak Banten, perairan Selat Sunda, serta Laut Jawa bagian utara.
Sementara sortie ketiga menyasar pesisir Serang, Selat Sunda, dan Laut Jawa bagian Utara dengan total durasi penerbangan mencapai 6 jam 15 menit.
"OMC Jakarta dimulai sejak tanggal 11 Maret 2025 dan telah berhasil melakukan 18 sortie dengan total penggunaan bahan semai mencapai 14,4 ton dan waktu terbang kumulatif mencapai 38 jam," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hasil analisis pada siang hingga dini hari, wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten diperkirakan mengalami hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga lebat.
Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menjelaskan terdapat peningkatan Indeks Surge yang mempengaruhi pembentukan awan secara signifikan di wilayah Jawa bagian Barat dari tanggal 17-18 Maret 2025.
"Indeks Surge tercatat meningkat sebesar +6.1, meskipun belum mencapai tingkat signifikan. Akan tetapi, nilai CENS menunjukkan signifikansi pada tanggal hari ini dan esok hari, yang berpotensi memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah Jawa Bagian Barat termasuk Jakarta," katanya.