Beri Kesempatan Petugas Pramudi Ibadah, Layanan Transjakarta Dimulai Siang saat Lebaran Idul Fitri

Kamis, 20 Maret 2025 | 09:17 WIB
Beri Kesempatan Petugas Pramudi Ibadah, Layanan Transjakarta Dimulai Siang saat Lebaran Idul Fitri
Bus Transjakarta melintas di Kawasan Bundaran HI, Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) bakal mengurangi operasional saat Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah mendatang. Hal ini dilakukan karena saat hari besar agama islam itu, kondisi Jakarta sangat sepi.

Kebanyakan warga Jakarta sedang mudik ke luar kota atau melakukan halal bihalal di rumah. Aktivitas penggunaan angkutan umum jadi menurun drastis.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Welfizon Yuza, mengatakan penurunan pengguna angkutan umum termasuk Transjakarta sudah terjadi sejak beberapa hari sebelum hari lebaran.

"Kita siapkan seperti tahun-tahun sebelumnya, kalau sudah dekat-dekat lebaran biasanya kebutuhan demand-nya (permintaan) itu turun. Jadi kita sesuaikan," ujar Welfizon kepada wartawan, Kamis (20/3/2025).

Ia menjelaskan, pengurangan operasional bus itu perlu dilakukan demi efisiensi subsidi. Jika penumpang yang naik sedikit, maka akan semakin boros.

"Karena kan megoptimalkan subsidinya. Jadi nanti kita akan sesuaikan jumlah unit yang beroperasi mungkin akan dikurangi sedikit," kata Welfizon.

Saat hari pelaksanaan salat Idul Fitri, Welfizon menyebut tak ada bus Transjakarta yang beroperasi. Para pengemudi yang beragama islam akan melaksanakan salat lebih dulu.

"Kita berikan kesempatan buat petugas pramudi kita biar bisa ibadah dulu. Jadi layanan dimulai agak siang," ungkapnya.

Ketika arus balik, Welfizon menyebut operasional Transjakarta akan dimasifkan kembali. Tujuannya agar bus menjadi angkutan pengumpan dari terminal dan stasiun ke tempat tujuan atau transportasi umum lainnya.

Baca Juga: D'Masiv Beli Hak Penamaan Halte Transjakarta, Diprediksi Bakal Diikuti Artis Lain

"Jadi pada saat mereka balik, nyampe di terminal, itu ada angkutan yang kita siapkan untuk bisa menjadi feader mereka menuju tempatnya masing-masing," pungkasnya.

Sejumlah warga berkunjung ke Monas. (Suara.com/Kayla Nathaniel Bilbina)
Sejumlah warga berkunjung ke Monas. (Suara.com/Kayla Nathaniel Bilbina)

Sebelumnya Kementerian Pariwisata telah membuat kampanye Lebaran di Jakarta Aja sebagai upaya strategi menghadapi lonjakan mobilitas selama libur Idul Fitri 2025.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan kalau kampanye itu juga sekaligus untuk mempromosikan wisata Jakarta, karena selama ini lebih banyak dikenal sebagai kota bisnis.

"Jakarta itu destinasi yang indah. Supaya beda, kita mau promosiin Jakarta supaya wisatawan dari daerah lain bisa datang ke kita," kata Widiyanti saat konferensi pers di Kantor Kemenpar, Jakarta, Rabu (19/3/2025).

Dia menuturkan kalau Jakarta juga punya banyak destinasi yang seru dikunjungi, seperti museum, galeri, tempat belanja hingga restoran. Kendati begitu, Widiyanti menegaskan kalau kampanye itu dibuat bukan karena adanya fenomena penurunan daya beli masyarakat di ibukota.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar Ni Made Ayu Marthini menambahkan kalau kampanye seperti itu sebenarnya umum dilakukan setiap kali momen libur panjang, misalnya saat lebaran, liburan sekolah, serta Natal dan tahun baru.

Kampanye Lebaran di Jakarta Aja sengaja diusung sekaligus untuk menyambut ulang tahun Jakarta ke-500 pada 2027 nanti yang ditargetkan menjadi kota global. Made menekankan bahwa Kemenpar sedang berupaya membuat citra Jakarta tidak hanya dikenal sebagai kota bisnis, tapi juga kota wisata.

"Jakarta memang selalu dikenal sebagai kota bisnis, padahal di sini banyak sekali objek wisatanya kelas dunia. Dua tahun lagi juga Jakarta akan berusia 500 tahun. Kita juga mau sama-sama sukses bahwa Jakarta juga layak untuk dijadikan destinasi wisata," ujarnya.

Setiap kali momen lebaran, sejumlah area di Jakarta juga biasanya sepi karena ditinggal mudik penduduknya. Situasi itu, kata Made, bisa dimanfaatkan oleh warga luar Jakarta untuk merasakan lengangnya ibukota dengan berbagai paket wisata yang akan disediakan Kemenpar.

"Hotel-hotel di Jakarta banyak yang kosong karena ditinggal mudik, harganya bagus. Kita bikin saja paket-paket counterflow. Kok bisa? Bisa, karena jalan tolnya sudah lancar, lalu lintasnya lancar, banyak yang mudik. Ini kita bundling bersama-sama dengan industri tentu saja," jelas Made.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI