Suara.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana merespons laporan Indonesia Business Post terkait impor 40 juta piring stainless steel dari China untuk program makan bergizi gratis (MBG).
Dadan mengatakan angka 40 juta peralatan makan plat baja antikarat tersebut berlebihan. Sebab, kata dia, penerima manfaat MBG sejauh ini baru memasuki 3 juta orang. Berbanding jauh dari angka piring stainless steel produk China yang disebut akan membanjiri Indonesia pada tahun ini.
"Penerima manfaat saja baru masuk 3 juta dan ketersediaanya tidak melimpah. Jadi angka itu saya yakin berlebihan," kata Dadan kepada Suara.com, Kamis (20/3/2025).
Dadan menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam hal penyediaan produk impor untuk kebutuhan program MBG tersebut.
"Saya kira jumlah itu terlalu fantastis. Sejauh ini BGN tidak terlibat untuk hal-hal seperti itu," kata Dadan.
Kendati begitu, ia tidak menampik adanya informasi mengenai produk impor yang tertahan di pelabuhan karena terhambat perkara administrasi. Hal ini disampaikan Dadan menanggapi laporan yang menyebut adanya kemungkinan piring stainless steel tersebut masuk ke Indonesia melalui jalur ilegal untuk menghindari bea masuk, cukai, dan pajak pertambahan nilai (PPN).
"Saya dengar ada yang tertahan di pelabuhan karena tidak tertib administrasi," ujarnya.
Adapun Dadan memastikan pemerintah akan mengutamakan pasokan dari dalam negeri untuk memenuhi pelaksanaan program MBG. Menurutnya saat ini produksi dalam negeri bisa ditingkatkan seiring banyaknya permintaan mengenai peralatan makan untuk program MBG.
"Industri dalam negeri mulai banyak, jadi pasti untuk jumlah besar akan dipasok industri dalam negeri. Sebelum MBG ada, food tray tersebut adalah barang dagangan biasa. Industri dalam negeri belum produksi karena permintaan pasar rendah. Sekarang meningkat tajam yang membuat Industri dalam negeri yakin," tutur Dadan.
Baca Juga: Tekan Angka Stunting, KBF Indonesia Mulai Jalankan Makan Bergizi Gratis di Papua
40 Juta Piring Impor