Usai Lakukan OTT, KPK Geledah Kantor Dinas PUPR Kabupaten OKU

Rabu, 19 Maret 2025 | 17:41 WIB
Usai Lakukan OTT, KPK Geledah Kantor Dinas PUPR Kabupaten OKU
Para tersangka suap infrastuktur di OKU yang terjaring OTT KPK. (I
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.

“Betul hari ini ada giat penggeledahan yang dilakukan oleh Penyidik terkait perkara Tangkap Tangan di Kabupaten Ogan Komering Ulu,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika kepada wartawan, pada Rabu (19/3/2025).

Namun, Tessa menjelaskan bahwa penggeledahan tersebut masih berlangsung sehingga dia mengaku belum bisa mengungkapkan informasi lebih rinci.

Anggora DPRD OKU tertangkap OTT KPK Ferlan Juliansyah punya hutang Rp1,2 miliar
Anggora DPRD OKU tertangkap OTT KPK Ferlan Juliansyah punya hutang Rp1,2 miliar. (kolase)

Sebelumnya, Ketua KPK Setyo Budiyanto mengungkapkan bahwa sejumlah anggota DPRD Ogan Komering Ulu atau OKU, Sumatera Selatan, menagih jatah fee atau imbalan jasa proyek kepada Kepala Dinas PUPR OKU Nopriansyah (NOP) yang dijanjikan bakal cair sebelum lebaran.

Dia mengatakan, anggota DPRD yang menagih fee itu adalah Ferlan Juliansyah (FJ) selaku anggota Komisi III DPRD OKU, M Fahrudin (MFR) selaku Ketua Komisi III DPRD OKU, dan Umi Hartati (UH) selaku Ketua Komisi II DPRD OKU.

"Dijanjikan oleh saudara N (Kadis PUPR) akan diberikan sebelum Hari Raya Idul Fitri melalui pencairan uang muka sembilan proyek yang sudah direncanakan sebelumnya," kata Setyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Minggu (16/3/2025).

Sembilan proyek itu merupakan hasil dari pokir (pokok-pokok pikiran DPRD untuk pengadaan barang dan jasa) yang disetujui oleh pemerintah daerah. Proyek-proyek itu mulai dari rehabilitasi rumah dinas bupati dan wakil bupati, kantor Dinas PUPR OKU, perbaikan jalan, hingga pembangunan jembatan.

Selain tiga orang anggota DPRD dan Kadis PUPR yang ditetapkan sebagai tersangka, ada dua pihak swasta yang juga terseret dan menjadi tersangka yaitu M Fauzi (MFZ) alias Pablo dan Ahmad Sugeng Santoso (ASS).

Lebih lanjut, dia mengungkapkan MFZ kemudian menyerahkan uang senilai Rp2,2 miliar kepada Nopriansyah yang merupakan bagian komitmen fee proyek yang dititipkan ke seorang PNS berinisial A. Uang tersebut, kata dia, bersumber dari uang muka pencairan proyek.

Baca Juga: Ini Profil 3 Anggota DPRD OKU Terjerat OTT KPK di OKU: Ada Kader PDIP dan PPP

Selain itu pada awal Maret 2025, menurut dia, ASS juga menyerahkan uang sebanyak Rp1,5 miliar ke Nopriansyah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI