Suara.com - Kementerian Pariwisata membuat kampanye Lebaran di Jakarta Aja sebagai upaya strategi menghadapi lonjakan mobilitas selama libur Idul Fitri 2025.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan kalau kampanye itu juga sekaligus untuk mempromosikan wisata Jakarta, karena selama ini lebih banyak dikenal sebagai kota bisnis.
"Jakarta itu destinasi yang indah. Supaya beda, kita mau promosiin Jakarta supaya wisatawan dari daerah lain bisa datang ke kita," kata Widiyanti saat konferensi pers di Kantor Kemenpar, Jakarta, Rabu (19/3/2025).
Dia menuturkan kalau Jakarta juga punya banyak destinasi yang seru dikunjungi, seperti museum, galeri, tempat belanja hingga restoran. Kendati begitu, Widiyanti menegaskan kalau kampanye itu dibuat bukan karena adanya fenomena penurunan daya beli masyarakat di ibukota.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar Ni Made Ayu Marthini menambahkan kalau kampanye seperti itu sebenarnya umum dilakukan setiap kali momen libur panjang, misalnya saat lebaran, liburan sekolah, serta Natal dan tahun baru.
Kampanye Lebaran di Jakarta Aja sengaja diusung sekaligus untuk menyambut ulang tahun Jakarta ke-500 pada 2027 nanti yang ditargetkan menjadi kota global. Made menekankan bahwa Kemenpar sedang berupaya membuat citra Jakarta tidak hanya dikenal sebagai kota bisnis, tapi juga kota wisata.
"Jakarta memang selalu dikenal sebagai kota bisnis, padahal di sini banyak sekali objek wisatanya kelas dunia. Dua tahun lagi juga Jakarta akan berusia 500 tahun. Kita juga mau sama-sama sukses bahwa Jakarta juga layak untuk dijadikan destinasi wisata," ujarnya.
Setiap kali momen lebaran, sejumlah area di Jakarta juga biasanya sepi karena ditinggal mudik penduduknya. Situasi itu, kata Made, bisa dimanfaatkan oleh warga luar Jakarta untuk merasakan lengangnya ibukota dengan berbagai paket wisata yang akan disediakan Kemenpar.
"Hotel-hotel di Jakarta banyak yang kosong karena ditinggal mudik, harganya bagus. Kita bikin saja paket-paket counterflow. Kok bisa? Bisa, karena jalan tolnya sudah lancar, lalu lintasnya lancar, banyak yang mudik. Ini kita bundling bersama-sama dengan industri tentu saja," jelas Made.
Baca Juga: Menpar Sebut Masa Nganggur Alumni Poltekpar Rata-rata Maksimal 3 Bulan Pasca Lulus
Kementerian Pariwisata juga telah menyiapkan sejumlah langkah strategis dalam menghadapi lonjakan mobilitas selama musim mudik lebaran, seperti mendukung penurunan harga tiket pesawat hingga kampanye wisata #MudikYuk dan #LebaranDiJakartaAja.
Penurunan harga tiket pesawat domestik itu disiapkan sebesar 13-14 persen selama periode mudik Lebaran 2025. Kebijakan itu berlaku untuk tiket kelas ekonomi di seluruh Indonesia, dengan masa berlaku perjalanan mulai 24 Maret 2025 hingga 7 April 2025. Pembelian tiket dapat dilakukan mulai 1 Maret 2025.

Sebelumnya Kementerian Pariwisata memprediksi Jakarta tetap ramai dikunjungi oleh wisatawan terutama yang berasal dari dalam negeri saat libur Lebaran. Ini dikarenakan akses yang mudah dan ragam destinasi wisata yang menarik.
"Tahun ini, Pemprov DKI Jakarta juga membuat sebuah program, bagaimana caranya agar Jakarta tidak sepi. Tapi dari beberapa yang terakhir ini, karena ada tol ya, ada survei yang membuktikan bahwa dengan adanya tol, Jakarta tidak seperti dulu lagi yang memang sepi saat Hari Raya," kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar Ni Made Ayu Marthini dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Made mengatakan saat libur Lebaran banyak kota besar yang ditinggali oleh masyarakat karena memilih pulang ke kampung halaman di daerah yang berbeda.
Seperti tahun ini saja, Kementerian Pariwisata memprediksi setidaknya lebih dari 140 juta jiwa, melakukan pergerakan untuk mengikuti mudik Lebaran.
Apalagi dengan ditambah adanya keringanan bagi pekerja untuk Work from Anywhere (WFA/bekerja dari mana saja).
Bagi sektor pariwisata kata dia, hal tersebut sangat membantu untuk memutar ekonomi dan meningkatkan pendapatan suatu daerah.
"Pergerakannya memang di sekitar itu ya, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, itu yang paling banyak. Jadi setelah Hari Raya, mereka bergerak di destinasi-destinasi yang populer dan Jakarta biasanya adalah penyumbang pergerakan itu," kata Made.