Drama Kasus Firli Bahuri: 3 Kali Praperadilan Status Tersangka Sejak 2023, Kini Gugatan Dicabut Lagi

Riki Chandra Suara.Com
Rabu, 19 Maret 2025 | 15:12 WIB
Drama Kasus Firli Bahuri: 3 Kali Praperadilan Status Tersangka Sejak 2023, Kini Gugatan Dicabut Lagi
Mantan Ketua KPK, Firli Bahuri, kembali mencabut gugatan praperadilannya. [Dok. Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Profil Firli Bahuri

Firli Bahuri lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada 8 November 1963. Ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah di beberapa sekolah di Indonesia, seperti SDN Lontar Muara Jaya OKU, SMP Bhakti Pengandonan OKU, dan SMAN 3 Palembang.

Firli Bahuri punya rekam jejak mentereng di Polri hingga jadi Ketua KPK dan menyandang status tersangka. [Dok. Istimewa]
Firli Bahuri punya rekam jejak mentereng di Polri hingga jadi Ketua KPK dan menyandang status tersangka. [Dok. Istimewa]

Setelah itu, Firli melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Indonesia dan meraih gelar Magister Kenotariatan pada tahun 2000.

Perjalanan akademiknya juga mencakup pendidikan kepolisian, termasuk di Akademi Kepolisian (AKPOL) pada 1986 dan Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1997. Selain itu, ia mengikuti berbagai pelatihan dan kursus kejuruan yang mendukung kariernya di kepolisian.

Setelah lulus dari Akpol tahun 1986, Firli Bahuri memulai kariernya di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dengan menduduki berbagai jabatan strategis.

Ia pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Jawa Tengah, Kapolda Nusa Tenggara Barat, Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Kapolda Sumatera Selatan.

Pada 21 November 2019, Firli Bahuri resmi dilantik sebagai Ketua KPK, menggantikan Agus Rahardjo. Selama menjabat, ia terlibat dalam berbagai penanganan kasus korupsi besar di Indonesia.

Dikutip dari situs resmi KPK, Firli telah menerima berbagai penghargaan atas dedikasinya, seperti Satyalancana Shanti Dharma (1992), Satyalancana Dwidja Sistha (2002), Satyalancana Seroja (2002), serta Satyalancana Pengabdian XXIV, Bintang Bhayangkara Pratama (2019), dan Bintang Bhayangkara Nararya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI