Tak Ada Arahan Khusus dari Prabowo soal IHSG Anjlok

Selasa, 18 Maret 2025 | 22:33 WIB
Tak Ada Arahan Khusus dari Prabowo soal IHSG Anjlok
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. [Suara.com/Novian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto tidak memberikan arahan khusus perihal anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai bertemu kepala negara.

Diketahui salah satu agenda Airlangga ke Istana Kepresidenan Jakarta adalah untuk melaporkan perkembangan ekonomi terkini, termasuk penurunan IHSG yang menembus angka 6 persen.

"Tidak ada," kata Airlangga usai bertemu Prabowo di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Sementara itu ditanya apakah Prabowo memberikan atensi khusus terhadap IHSG yang anjlok, Airlangga hanya menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesiaa kuat.

Ia juga meluruskan isu-isu yang berkembang yang disebut menjadi sentimen adalah tidak benar.

"Pertama tentu fundamental ekonomi kita kan kuat. Tentunya beberapa isu-isu yang dikembangkan itu tidak benar adanya," kata Airlangga.

Sebelumnya diberitakan, perdagangan IHSG ambruk pada perdagangan Selasa (18/3/2025) hingga menyebabkan transaksi dibekukan atau trading halt.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 11.30 WIB sebesar 353,613 poin atau melemah 5,022 persen ke level 6.158.

Baca Juga: Menko Airlangga Langsung Kasih Laporan Terkini ke Prabowo, IHSG Anjlok Parah Bikin Khawatir?

Banyak saham-saham yang masuk indeks yang memiliki likuiditas tinggi atau LQ45 juga mengalami kebakaran.

IHSG telah menunjukkan tren pelemahan sejak pembukaan perdagangan pagi ini. Indeks langsung terkoreksi sesaat setelah pembukaan dan mencapai posisi terendah di level 6.170.

Pelemahan ini menjadikan IHSG sebagai indeks dengan penurunan terburuk di kawasan Asia dan ASEAN pada hari ini.

Trading Halt

Kondisi tersebut tidak membaik hingga menjelang penutupan sesi pertama perdagangan.

Hal ini memaksa BEI untuk menghentikan sementara trading halt guna mencegah kerugian yang lebih besar.

Kebijakan trading halt ini diatur dalam Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor S-274/PM.21/2020 tanggal 10 Maret 2020.

Aturan tersebut menyatakan bahwa BEI wajib menghentikan perdagangan saham selama 30 menit jika IHSG mengalami penurunan lebih dari 5 persen.

DPR melakukan kunjungan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) siang ini, Selasa (18/3/2025) menyusul insiden pembekuan sementara perdagangan atau trading halt.
DPR melakukan kunjungan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) siang ini, Selasa (18/3/2025) menyusul insiden pembekuan sementara perdagangan atau trading halt.

Apabila penurunan berlanjut hingga lebih dari 10 persen, perdagangan akan dihentikan kembali selama 30 menit.

Sementara itu, apabila penurunan mencapai lebih dari 15 persen, BEI dapat memberlakukan trading suspend hingga akhir sesi perdagangan atau lebih dari satu sesi setelah mendapatkan persetujuan OJK.

Airlangga Hartarto diketahui menyambangi Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (18/3/2025).

IHSG Anjlok

Salah satu agendanya, melaporkan perkembangan terkini mengenai anjloknya IHSG.

IHSG mengalami penurunan tajam hingga menembus -6,11 persen pada penutupan perdagangan sesi 1, hari ini, Selasa (18/3/2025).

"Ya tentu perkembangan perekonomian akan dilaporkan ke bapak presiden," kata Airlangga di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Sementara itu terkait penurunan IHSG, Airlangga memberikan analisis. Menurutnya amblesnya IHSG disebabkan sejumlah faktor.

"Ketika ada saham-saham yang turun akibat mungkin laporan keuangannya atau informasinya keluar, ini ada satu grup lah yang turunnya cukup dalam. Kemudian tentu kita melihat juga karena regulasi halt yang 5 persen itu kan kemarin diberlakukan saat Covid, tentu ini perlu ada review juga mengenai regulasi tersebut," tutur Airlangga.

Sedangkan ditanya apakah anjloknya IHSG mengkhawatirkan, Airlangga menegaskan secara fundamental masih kuat.

Ia menilai penurunan saham merupakan hal wajar yang juga terjadi di berbagai negara.

"Kalau dari segi fundamental kuat, kalau penurunan ini kan di berbagai negara saham naik turun biasa, saat saham-saham yang negara lain Minggu-Minggu lalu turun cukup dalam. Mungkin sekarang, kemarin kita belum terlau kena, baru berimbas satu dua hari ini," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI