Airlangga Tepis Isu Mundur dari Kabinet Prabowo: Saya Tetap Kerja!

Selasa, 18 Maret 2025 | 16:34 WIB
Airlangga Tepis Isu Mundur dari Kabinet Prabowo: Saya Tetap Kerja!
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menepis isu mundur dari kabinet Prabowo. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Airlangga Hartarto memastikan tetap bekerja sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Penegasan itu sekaligus menjadi bantahan ihwal isu menyebut Airlangga mundur dari Kabinet Merah Putih.

Sebelumnya, isu mundurnya Airlangga dan Menteri Keuangan Sri Mulyani dianggap sebagai salah satu yang menjadi sentimen Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok.

Menanggapi rumor tersebut, Airlangga memastikan tidak ada rencana dirinya mengajukam pengunduran diri kepada Presiden Prabowo Subianto.

"Jadi pertama saya tetap bekerja. Konsentrasi bekerja dan tidak ada rencana mundur," ujar Airlangga di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Airlangga menegaskan hal serupa terhadap rumor yang menyebut Sri Mulyani akan mundur. Ia menegaskan kabar tersebut merupakan kabar hoaks.

"Ibu Sri Mulyani saya sudah komunikasi tadi siang. Ibu juga sedang bekerja penuh. Jadi itu hoaks," kata Airlangga.

Diketahui, Airlangga menyambangi Istana Kepresidenan Jakarta. Salah satu agendanya ialah untuk melaporkan perkembangan terkini mengenai anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

IHSG mengalami penurunan tajam hingga menembus -6,11 persen pada penutupan perdagangan sesi 1, hari ini, Selasa (18/3/2025).

"Ya tentu perkembangan perekonomian akan dilaporkan ke bapak presiden," kata Airlangga.

Baca Juga: Menko Airlangga Sebut Indonesia Tak Gentar Hadapi Resesi Global: Fondasi Ekonomi Kuat!

Respons Istana

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan/PCU Hariqo Satria Wibawa tegaskan kabar mundurnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan merupakan kabar hoaks.

Hal itu disampaikan Hariqo melalui akun Instagram @jurubicarapco yang juga disiarkan akun @pco.ri.

"Kami ingin menegaskan bahwa informasi yang beredar di media sosial mengenai pengunduran diri Ibu Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan adalah tidak benar alias hoax. Hingga saat ini tidak ada pernyataan resmi sebagaimana disampaikan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Hariqo dikutip Selasa (18/3/2025).

Hariqo mengataka Sri Mulyani sampai saat ini masih bertugas dan menjalankan tanggung jawabnya sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia.

"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi dan kami meyakini, kami mempercayai masyarakat kita tidak mudah terprovokasi oleh informasi-informasi yang jelas-jelas belum terverifikasi," kata Hariqo.

"Mari bijak bermedia sosial dan selalu saling sebelum sharing. Terima kasih salam sejahtera untuk kita semua," sambungnya.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani menanggapi santai ihwal rumor yang menyebut dirinya ingin mundur dari Kabinet Merah Putih.

Sri Mulyani hanya melempar senyum saat ditanya awak media mengenai tanggapan dirinya soal isu yang menyebut ia akan mundur dari jabatan Menkeu.

Adapun respons itu disampaikan Sri Mulyani usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta.

Tercatat, Sri Mulyani bertemu Prabowo selama dua jam. Ia tiba di Istana pukul 17.14 WIB dan keluar pukul 19.14 WIB

Sementara itu ditanya agenda pertemuan dengan Prabowo membahas apa saja, Sri Mulyani mengatakan dirinya hanya melaporkan.

"Ya melaporkan saja mengenai APBN dan lain," ujarnya.

Sebelumnya, pada saat menghadiri acara pada Senin (17/3) kemarin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia untuk lolos dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap) dalam waktu 10 tahun ke depan.

Airlangga menekankan bahwa arahan Presiden adalah untuk mendorong Indonesia keluar dari jebakan kelas menengah dan menjadi negara maju dalam waktu dekat melalui peningkatan berbagai sektor ekonomi.

"Mari kita berusaha dan berjuang bersama agar Indonesia menjadi negara maju. Negara maju arahan Bapak Presiden (Prabowo Subianto) kita dalam 10 tahun ke depan, kita harus lolos dalam jebakan negara kelas menengah," kata Airlangga dalam kegiatan Sampoerna untuk Indonesia, di Jakarta, Senin.

Menurutnya, Jakarta sudah memiliki pendapatan per kapita mencapai 20 ribu dolar Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan bahwa beberapa kota besar Indonesia memiliki potensi untuk mencapai tingkat kemajuan yang lebih tinggi.

Dia membandingkan fasilitas mal di Jakarta dengan mal di kota-kota internasional seperti San Francisco menunjukkan bahwa Indonesia tetap memiliki potensi untuk berkembang lebih lanjut.

"Kita lihat Jakarta pendapatan per kapitanya sudah 20 ribu dolar AS. Kita bandingkan mal di Jakarta dengan mal di San Francisco atau di tempat lain yang fasilitasnya jauh lebih modern, tetapi kita ingin agar pertumbuhan seperti Jakarta, tetap terjadi," ucapnya.

Airlangga menginginkan agar pertumbuhan ekonomi di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya, seperti Balikpapan dan Palembang, dapat diikuti oleh daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.

Baginya, apabila kota-kota besar tersebut bisa tumbuh lebih pesat, maka seluruh sektor ekonomi Indonesia akan mengalami peningkatan yang dapat membawa negara Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah seperti yang ditargetkan Presiden Prabowo.

"Kami ingin agar pertumbuhan seperti Jakarta, kemudian beberapa kota seperti di Balikpapan ataupun Palembang bisa diikuti oleh daerah-daerah lain," ucap Airlangga.

Dengan jumlah retail store yang hampir mencapai 4 juta, Airlangga percaya bahwa jika sektor itu berkembang, Indonesia bisa segera menjadi negara dengan pendapatan menengah yang lebih tinggi.

Airlangga juga menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen yang dijanjikan Presiden Prabowo Subianto dapat tercapai pada tahun 2028-2029 dengan kerja keras bersama.

Kendati demikian, dia berharap para ekonom dapat bekerja sama dengan sektor ritel, seperti Sampoerna Retail Community (SRC), yang berjumlah 250 ribu untuk mendukung target tersebut.

Menurut Airlangga, para ekonom harus berbicara langsung dengan para retailer untuk lebih memahami optimisme mereka, sementara para akademisi seringkali terlalu pesimis dalam menilai prospek ekonomi Indonesia.

"Dan para ekonom ini harus bicara dengan para retailer, betapa mereka optimis mengapa para scholar yang kelamaan di kampus ini pesimis," kata Airlangga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI