Psikolog Politik Bongkar Strategi Framing di Balik Pernyataan Projo Soal Jokowi dan PDIP

Selasa, 18 Maret 2025 | 14:34 WIB
Psikolog Politik Bongkar Strategi Framing di Balik Pernyataan Projo Soal Jokowi dan PDIP
Mantan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernyataan relawan Pro Jokowi (Projo) yang menyebut bahwa Presiden ketujuh, Joko Widodo atau Jokowi bisa menghancurkan PDIP jika kesabarannya habis, dinilai sebagai bentuk framing politik untuk membangun persepsi publik tertentu.

Psikolog politik Wawan Kurniawan menyebut, bahwa pernyataan semacam ini bisa dikategorikan sebagai strategic framing, yaitu cara menyusun narasi guna memengaruhi bagaimana publik menilai suatu aktor atau peristiwa.

"Pernyataan seperti “PDIP keterlaluan kepada Jokowi” dan “Jokowi masih dicintai rakyat” membangun citra Jokowi sebagai figur yang dizalimi, simbol kekuatan populis, dan sumber kekuatan elektoral sejati," jelas Wawan kepada suara.com, dihubungi Selasa (18/3/2025).

Selain itu, klaim bahwa PDIP hanya mendapatkan 16 persen suara karena ‘melawan Jokowi’ juga dinilai sebagai upaya causal attribution, yakni mengaitkan kekalahan PDIP secara langsung dengan permusuhannya terhadap Jokowi, bukan faktor lain seperti strategi kampanye atau dinamika politik internal.

Lebih lanjut, Wawan juga menyoroti pernyataan Projo yang menyebut Jokowi bisa menghancurkan PDIP sebagai bentuk threat framing, yaitu strategi komunikasi yang bertujuan memberikan sinyal adanya konsekuensi besar jika PDIP terus menyerang Jokowi.

"Tujuannya bisa bermacam-macam, menakut-nakuti lawan politik, menguatkan posisi tawar Jokowi dalam negosiasi kekuasaan, hingga menggalang simpati dari massa netral," kata Wawan.

Menurut Wawan, framing seperti ini bukan hal baru dalam politik. Narasi ancaman dan pembalasan kerap digunakan untuk membentuk persepsi publik serta memengaruhi dinamika kekuatan di tingkat elite.

Diketahui, pernyataan Projo muncul di tengah hubungan panas antara Jokowi dan PDIP. Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya merasa terus difitnah oleh mantan partainya. Sementara PDIP melalui beberapa kadernya juga melontarkan kritik tajam terhadap Jokowi.

Ketegangan ini semakin meningkat setelah muncul kabar soal utusan misterius yang diduga meminta PDIP untuk tidak memecat Jokowi dari keanggotaan partai, yang kemudian dibantah langsung oleh Jokowi.

Baca Juga: Ingatkan PDIP Soal Kesabaran Ada Batasnya, Jokowi Disebut Sedang Buktikan Bukan Lagi 'Boneka Partai'

Pernyataan Projo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI