![Layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/04/16/56533-ihsg-indeks-harga-saham-gabungan-bursa-efek-ilustrasi-bursa-ilustrasi-ihsg-ilustrasi-idx.jpg)
IHSG Kian Nyungsep
Kekinian IHSG mengalami penurunan tajam hingga menembus -6,11% pada penutupan perdagangan sesi 1, hari ini, Selasa (18/3/2025). Dampaknya, Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan penghentian sementara perdagangan atau trading halt pada pukul 11.19 WIB. Trading halt terakhir kali dilakukan pada Pandemi COVID-19 tahun 2022 silam.
Untuk diketahui, pada saat *trading halt* diberlakukan, IHSG turun sebesar 325,034 poin ke level 6.146,913. Data perdagangan menunjukkan 541 saham melemah, 95 saham menguat, dan 158 saham stagnan, dengan total volume perdagangan mencapai 13,5 miliar saham dan nilai transaksi sebesar Rp8,4 triliun.
BEI meluncurkan mekainsme trading halt, dipastikan bertujuan untuk menstabilkan pasar saat terjadi volatilitas ekstrem. Penghentian sementara perdagangan dilakukan jika IHSG mengalami penurunan lebih dari 5 persen dan berlangsung selama 30 menit.
Jika penurunan berlanjut hingga lebih dari 10 persen, perdagangan akan dihentikan kembali selama 30 menit. Apabila IHSG turun lebih dari 15 persen, BEI dapat menghentikan perdagangan hingga akhir sesi atau lebih, setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Penyebab Pelemahan IHSG
IHSG telah menunjukkan tren pelemahan sejak pembukaan perdagangan pagi ini. Indeks langsung terkoreksi sesaat setelah pembukaan dan mencapai posisi terendah di level 6.170. Pelemahan ini menjadikan IHSG sebagai indeks dengan penurunan terburuk di kawasan Asia dan ASEAN pada hari ini.
Salah satu faktor utama yang mendorong pelemahan IHSG adalah sentimen net sell investor asing yang masif. Sepanjang tahun 2025, investor asing telah melakukan aksi jual bersih senilai Rp24 triliun di pasar saham Indonesia. Belum ada tanda-tanda pembalikan arah ke positif, sehingga tekanan jual masih terus membayangi pasar.
Selain itu, kejatuhan harga saham-saham kapitalisasi besar turut memperberat pelemahan IHSG. Salah satunya adalah saham DCII, yang anjlok hingga 20 persen dan memberikan kontribusi negatif sebesar 38,46 poin terhadap IHSG. Saham-saham besar lainnya juga menunjukkan kinerja yang kurang menggembirakan, memperparah sentimen negatif di pasar.
Baca Juga: Sidak ke Stasiun Pasar Senen Jelang Masyarakat Mudik Lebaran, Dasco Temukan Hal Ini