Genosida di Gaza Dimulai Lagi: Ratusan Korban Jiwa dalam Serangan Terbaru Israel

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 18 Maret 2025 | 11:52 WIB
Genosida di Gaza Dimulai Lagi: Ratusan Korban Jiwa dalam Serangan Terbaru Israel
Kondisi di Gaza akibat serangan Israel kepada Hamas. [ANTARA/Anadolu/py/am]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Israel telah melanjutkan serangan udara dan pengeboman secara masif di Jalur Gaza pada Selasa dini hari, yang menandakan dimulainya kembali kampanye genosida setelah dua bulan tenang.

Akibat serangan ini, setidaknya 131 warga sipil Palestina di Gaza tewas, dengan ratusan lainnya terluka, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua.

Serangan tersebut juga mengancam keselamatan orang-orang yang terjebak di puing-puing bangunan yang hancur akibat pengeboman Israel.

Arsip - Api terlihat menyala melalui jendela Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, saat operasi militer Israel berlangsung di tengah konflik Israel-Hamas, pada 18 Desember 2024. (Alarabiya)
Arsip - Api terlihat menyala melalui jendela Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, saat operasi militer Israel berlangsung di tengah konflik Israel-Hamas, pada 18 Desember 2024. (Alarabiya)

Menurut sumber kesehatan setempat, data awal menunjukkan bahwa sebagian besar korban berasal dari bagian selatan Gaza, dengan 60 orang di antaranya.

Koresponden WAFA melaporkan bahwa setidaknya lima orang, termasuk dua anak, tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan pasukan Israel di tenda-tenda di wilayah Mawasi Khan Younis. Mereka yang terluka langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Lapangan Kuwait yang berdekatan.

Selain itu, lebih dari 15 orang, termasuk lima anak-anak, dipastikan tewas dan lebih dari 20 lainnya terluka akibat serangan udara di Gaza City, dan para korban segera dibawa ke rumah sakit setempat.

Puluhan korban luka juga dilaporkan telah dibawa ke Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat, Gaza Tengah, setelah serangan udara menghantam kamp pengungsi di Nuseirat dan Al-Bureij. Pejabat kesehatan di Rumah Sakit Al-Awda melaporkan setidaknya 14 orang tewas, termasuk anak-anak, akibat serangan di dua kamp pengungsi di Gaza selatan, dan 70 orang lainnya terluka, banyak di antaranya dalam kondisi parah akibat pengeboman rumah-rumah warga sipil.

Di Gaza utara, delapan orang, termasuk enam anak, dilaporkan tewas dalam pengeboman Israel di kamp pengungsi Jabalia, dan beberapa orang terluka akibat serangan yang ditujukan pada area pemukiman.

Sumber lain menginformasikan bahwa terdapat juga korban luka akibat serangan Israel terhadap dua rumah di wilayah Abasan Al-Kabira, timur Khan Younis, serta terhadap tenda-tenda di wilayah Muwasi.

Baca Juga: Konflik Yaman Membara: AS Serang Houthi, Iran Bantah Terlibat, Gencatan Senjata Gaza Terancam!

Korban jiwa juga dilaporkan jatuh dalam serangan udara Israel di sebuah sekolah yang menampung pengungsi di kawasan Al-Daraj, Gaza City, seiring dengan hancurnya tiga rumah di Tal Al-Hawa dan beberapa rumah lainnya di kamp pengungsi Al-Bureij dan Nuseirat.

Tim penyelamat menghadapi kesulitan dalam menjangkau daerah terdampak karena serangan udara yang terus berlangsung.

Gelombang kekerasan ini menandai kembalinya genosida Israel di Gaza setelah dua bulan jeda berkat kesepakatan gencatan senjata.

Eskalasi ini terjadi di tengah kekhawatiran akan memburuknya krisis kemanusiaan di wilayah Palestina yang padat penduduk, yang semakin diperburuk oleh blokade Israel yang menghambat masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk obat-obatan penting, ke Gaza.

Perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu. [ANTARA/Anadolu/Abdülhamid Hoba]
Perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu. [ANTARA/Anadolu/Abdülhamid Hoba]

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pada hari Minggu bahwa ia akan berusaha untuk memberhentikan kepala badan keamanan dalam negeri negara tersebut minggu ini, menyusul perebutan kekuasaan atas serangan Hamas yang memicu perang di Gaza.

Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia memiliki "rasa tidak percaya yang berkelanjutan" terhadap Direktur Shin Bet Ronen Bar, dan "rasa tidak percaya ini telah tumbuh seiring waktu."

Shin Bet bertanggung jawab untuk memantau kelompok bersenjata Palestina, dan baru-baru ini mengeluarkan laporan yang mengakui tanggung jawab atas kegagalannya sekitar serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023.

Namun, Shin Bet juga mengkritik Netanyahu, dengan mengatakan bahwa kebijakan pemerintah yang gagal turut menciptakan iklim yang menyebabkannya.

Ketegangan memuncak selama akhir pekan ini ketika pendahulu Bar, Nadav Argaman, mengatakan bahwa ia akan merilis informasi sensitif tentang Netanyahu jika ditemukan bahwa perdana menteri tersebut telah melanggar hukum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI