Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Kemensos Siap Salurkan Bantuan Lewat Lumbung Sosial

Senin, 17 Maret 2025 | 17:33 WIB
Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Kemensos Siap Salurkan Bantuan Lewat Lumbung Sosial
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. (Suara.com/Lilis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul memastikan pemerintah dalam kondisi siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, sebagaimana yang diprediksi BMKG. Gus Ipul menyebutkan kalau Kemensos telah menyiapkan lumbung sosial di berbagai daerah rawan bencana, terutama di wilayah aliran sungai dan tebing yang rentan longsor. 

Selain itu, koordinasi dengan pemerintah daerah terus dilakukan untuk menentukan langkah darurat seperti pendirian dapur umum dan distribusi logistik.

"Semua dikirim ke kita, setiap ada banjir kita punya lumbung sosial. Jadi Kita pasti kirim bantuannya dan kita koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Jadi pemerintah kabupaten/kota menentukan  kondisi darurat dan kita bantu mendirikan dapur umum atau mengirimkan ligistik," kata Gus Ipul ditemui di Kantor Kemensos, Jakarta, Senin (17/3/2025).

Selain pemerintah yang siap terhadap potensi bencana, Gus Ipul menekankan kalau masyarakat juga harus turut waspada. Sikap waspada itu dinilai perlu dilakukan, mengingat sebagian besar wilayah Indonesia masih dilanda musim hujan.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul di kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/3/2025). (Suara.com/Novian)
Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul di kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/3/2025). (Suara.com/Novian)

"Hari ini semua siaga, pemerintah secara keselurihan siap. Kita harus waspada  mengajak masyarakat juga waspada. Situasi kita memang sedang musim hujan dan kadang-kadang perubahan cepat. Kita harapkan masyarakat waspada, ngerti situasinya dan harus berhenti di mana ketika ada hujan lebat. Jangan ketika angin kencang hujan kebat berkendara terus," pesannya.

Mengenai wilayah yang paling rentan terhadap bencana, Gus Ipul menjelaskan bahwa pemetaan sudah dilakukan. BMKG telah memberikan data daerah rawan, dan berdasarkan peta tersebut, Kementerian Sosial menyiapkan lumbung sosial di lokasi-lokasi strategis.

"Daerah yang rawan bencana itu di sekitar aliran sungai, tebing yang rawan longsor. Sudah ada petanya, BMKG memiliki, kami juga diberi. Berdasarkan pemetaan itu lah kami bikin lumbung sosial," ujarnya. 

Ia juga memastikan anggaran untuk bantuan sosial tetap aman dan siap digunakan saat diperlukan.

"Kami punya anggaran bansos adaptif, itu kita ada," kata Gus Ipul sambil lalu.

Baca Juga: Mantan Mendikbud M. Nuh Pimpin Perekrutan Guru Sekolah Rakyat: Apa yang Berbeda dari Sekolah Biasa?

Bansos Tak Tepat Sasaran

Gus Ipul mengakui kalau penyaluran bantuan sosial (bansos) selama ini belum tepat sasaran. Hal itu diketahui setelah pemerintah menyusun Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), sebagai pengganti dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Bisa dikatakan begitu (belum tepat sasaran). Ada sekian persen yang tidak tepat sasaran," kata Gus Ipul kepada wartawan ditemui di Kantor Kemenko Pemberdayaan Manusia, Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Cara Cek Bansos Kemensos.go.id, Simak Tutorialnya di Sini (kemensos.go.id)
Cara Cek Bansos Kemensos.go.id, Simak Tutorialnya di Sini (kemensos.go.id)

Gus Ipul sebelumnya mengungkapkan, penyaluran tidak tepat sasaran itu jumlahnya sekitar antara 10 persen dari data DTKS atau mencapai jutaan orang. 

"Iya, bisa jutaan. Jadi masih kita teliti, saya belum berani angkanya, tapi menurut saya lumayan besar. Angkanya saya belum tahu, tapi di bawah 10 persen atau di atas 10 persen ini masih kita teliti," ujarnya.

Perbedaan mendasar DTSEN dengan sebelumnya, data tunggal itu akan dibuat berjenjang mulai dari desil 1 hingga desil 10. Gus Ipul menjelaskan, desil 1 dimulai untuk kategori masyarakat miskin ekstrem yang paling berhak mendapatkan bansos negara. 

Gus Ipul menerangkan bahwa data DTSEN saat ini masih tahap finalisasi untuk kemudian akan mulai digunakan saat penyaluran bansos ketika triwulan kedua. Saat penyaluran tersebut diperkirakan jumlah penerima bansos akan berkurang karena dibuat lebih tepat sasaran. 

"Jadi nanti akan kelihatan di situ kemarin dapet, sekarang nggak dapet. Harus dilihat presentase, berapa juta orang yang sekarang nggak dapet lagi. Kelihatan semua itu," Kata Gus Ipul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI