Hadapi Kendala di Lapangan karena Bulan Ramadan, Uji Petik DTSEN Baru 25 Persen

Senin, 17 Maret 2025 | 16:18 WIB
Hadapi Kendala di Lapangan karena Bulan Ramadan, Uji Petik DTSEN Baru 25 Persen
Menteri Sosial Saifullah Yusuf. [Dok Kemensos]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Uji petik atau ground check Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) baru mencapai 25 persen.

Menteri Sosial Saifullah Yusul (Gus Ipul) mengakui kalau proses uji petik lebih lambat dilakukan selama bulan Ramadan. Kendati begitu, koordinasi pengecekan data terus dilakukan bersama Badan Pusat Statistik (BPS).

"Kemensos dan BPS terus koordinasi, data ini kita sedang ground check, kita ikuti perkembangan di lapangan. Memang ini sedang dalam suasana puasa jadi ada sedikit kelambatan, sampai sekarang baru 25 persen. Mudah-mudahan setelah lebaran bisa kita percepat," kata Gus Ipul usai rapat di Kantor Kemensos, Jakarta, Senin (17/3/2025).

Gus Ipul menyampaikan, belum bisa diambil kesimpulan dari data 25 persen yang telah selesai uji petik. Dia hanya memastikan kalau 25 persen data di lapangan itu telah sesuai dengan DTSEN. Sehingga, nantinya dipastikan bansos bisa tepat sasaran.

Ditargetkan uji petik itu bisa selesai bulan April, sehingga bisa digunakan untuk menyaluran bansos mulai Mei.

"Jadi kita matangkan terus datanya, memang datanya dinamis. DTSEN ini dijadikan acuan untuk bansos triwulan kedua, bulan Mei, kita jadikan pedoman," ujarnya.

Terkait hambatan yang dialami dalam proses uji petik, Gus Ipul mengungkapkan kalau tantangan itu terkait dengan transportasi menuju daerah masyarakat yang jadi target sasaran bansos berdasarkan DTSEN.

"Di lapangan kan ada yang harus pakai perahu, gak semua seperti Jakarta. Jadi ada medannya yang cukup sulit," ungkap Gus Ipul.

Diketahui bahwa DTSEN sebagai pengganti dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Mulai bulan Mei nanti, DTSEN akan menjadi acuan dalam penyaluran setiap bansos dari pemerintah. Melalui DTSEN itu diharapkan pemberian bansos bisa lebih tepat sasaran.

Baca Juga: Gus Ipul Gandeng Kemenag Susun Kurikulum Pendidikan Karakter untuk Sekolah Rakyat

Cara Cek NIK KTP Penerima Bansos, Cek Panduan Lengkapnya Di Sini (ANTARA)
Cara Cek NIK KTP Penerima Bansos, Cek Panduan Lengkapnya Di Sini (ANTARA)

Sebelumnya, Gus Ipul memang telah mengakui kalau bansos selama ini kurang tepat sasaran.

"Bisa dikatakan begitu (belum tepat sasaran). Ada sekian persen yang tidak tepat sasaran," kata Gus Ipul kepada wartawan ditemui di Kantor Kemenko Pemberdayaan Manusia, Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Gus Ipul mengungkapkan, penyaluran tidak tepat sasaran itu jumlahnya sekitar antara 10 persen dari data DTKS atau mencapai jutaan orang.

"Iya, bisa jutaan. Jadi masih kita teliti, saya belum berani angkanya, tapi menurut saya lumayan besar. Angkanya saya belum tahu, tapi di bawah 10 persen atau di atas 10 persen ini masih kita teliti," ujarnya.

Perbedaan mendasar DTSEN dengan sebelumnya, data tunggal itu akan dibuat berjenjang mulai dari desil 1 hingga desil 10. Gus Ipul menjelaskan, desil 1 dimulai untuk kategori masyarakat miskin ekstrem yang paling berhak mendapatkan bansos negara.

Desil 1 untuk kategori masyarakat miskin ekstrem yang paling berhak mendapatkan bantuan sosial. Perkembangan DTSEN sendiri saat ini masih dalam tahap finalisasi.

DTSEN akan mulai digunakan saat penyaluran bansos pada triwulan kedua.

Saifullah Yusuf memperkirakan saat penyaluran tersebut, jumlah penerima bansos akan berkurang karena DTSEN yang lebih presisi.

"Jadi nanti akan kelihatan di situ kemarin dapat (bansos), sekarang enggak dapat. Harus dilihat persentasenya, berapa juta orang yang sekarang enggak dapat lagi. Kelihatan semua itu," kata Gus Ipul.

Dia menambahkan, DTSEN akan selalu dimutakhirkan per tiga bulan, sehingga data terbaru DTSEN akan semakin akurat.

"Karena ini bersifat dinamis, DTSEN selalu dievaluasi, pemutakhiran setiap tiga bulan, sehingga akan semakin akurat," kata Gus Ipul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI