Mengapa Trump Bekukan Voice of America: 1.300 Pekerja Diperintah Ambil Cuti

Senin, 17 Maret 2025 | 13:59 WIB
Mengapa Trump Bekukan Voice of America: 1.300 Pekerja Diperintah Ambil Cuti
Voice of America. (BBC Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menandatangani perintah untuk membekukan Voice of America (VOA). Ia menuduh media yang didanai pemerintah AS itu sebagai lembaga "anti-Trump" dan "radikal".

Gedung Putih menyatakan perintah tersebut bertujuan agar "pembayar pajak tidak lagi terikat pada propaganda radikal".

Pernyataan itu diperkuat dengan kutipan dari politisi dan media sayap kanan yang menyebut VOA sebagai media "berhaluan kiri" dan "partisan".

VOA didirikan pada masa Perang Dunia Kedua untuk melawan propaganda Nazi. Kini, siarannya diakses oleh ratusan juta orang di seluruh dunia.

Direktur VOA, Mike Abramowitz, mengatakan bahwa hampir seluruh stafnya—sekitar 1.300 orang—diperintahkan untuk mengambil cuti tetapi tetap digaji. Sementara itu, para manajer diperintahkan untuk "mengurangi kinerja hingga batas minimum yang disyaratkan oleh hukum".

Menurut Abramowitz, kebijakan ini membuat VOA tidak dapat menjalankan "misi vitalnya, terutama saat ini, ketika Iran, China, dan Rusia menghabiskan miliaran dolar untuk menciptakan narasi palsu guna mendiskreditkan Amerika Serikat".

Perintah tersebut menargetkan US Agency for Global Media (USAGM), induk VOA, yang juga mendanai Radio Free Europe dan Radio Free Asia. Media ini awalnya dibentuk untuk melawan komunisme.

CBS melaporkan bahwa pegawai VOA menerima pemberitahuan melalui email dari Crystal Thomas, direktur sumber daya manusia USAGM. Sumber lain mengungkapkan bahwa semua pekerja lepas dan vendor internasional diberi tahu bahwa dana untuk mereka telah dihentikan.

Email yang diperoleh CBS juga mengonfirmasi bahwa pendanaan federal untuk Radio Free Asia dan Radio Free Europe/Radio Liberty telah dihentikan.

Baca Juga: Konflik Yaman Makin Intensif: AS Beri Tahu Rusia Soal Serangan ke Houthi, Ada Apa?

National Press Club mengecam langkah ini. Mereka menilai perintah tersebut "merusak komitmen Amerika terhadap pers yang bebas dan independen".

"Jika seluruh ruang redaksi bisa dikesampingkan dalam semalam, apa artinya kebebasan pers?" ujar mereka. "Ini bukan sekadar keputusan kepegawaian, tapi perubahan mendasar yang membahayakan jurnalisme independen di VOA."

Saat ini, VOA dan media di bawah USAGM menjangkau lebih dari 400 juta pendengar di seluruh dunia. Mereka sering dibandingkan dengan BBC World Service, yang sebagian didanai oleh pemerintah Inggris.

Menteri Luar Negeri Republik Ceko, Jan Lipavský, berharap Uni Eropa bisa membantu Radio Free Europe/Radio Liberty agar tetap beroperasi di Praha. Ia berencana membahas hal ini dalam pertemuan menteri luar negeri Eropa pada Senin (17/03).

Di sisi lain, Elon Musk—miliarder sekaligus penasihat utama Trump—menggunakan platform media sosial X untuk menyerukan penutupan VOA.

Trump juga memangkas dana untuk beberapa lembaga federal lainnya, termasuk yang menangani tunawisma serta mendanai museum dan perpustakaan.

Selama masa jabatannya, Trump sering mengkritik media arus utama. Ia menyebut CNN dan MSNBC sebagai "korup" dalam pidatonya di Departemen Kehakiman.

Sejak didirikan pada 1942, VOA memiliki mandat untuk memerangi propaganda Nazi dan Jepang. Siaran perdananya menggunakan pemancar yang dipinjamkan BBC ke AS.

Pada 1976, Presiden Gerald Ford menandatangani piagam publik untuk menjaga independensi editorial VOA. Kemudian, pada 1994, Dewan Gubernur Penyiaran dibentuk untuk mengawasi penyiaran nonmiliter.

Perubahan undang-undang pada 2013 memungkinkan VOA dan afiliasinya untuk menyiarkan konten mereka di dalam AS.

Mengecam Kebebasan Pers

Presiden National Press Club, Mike Balsamo, mengecam pemotongan dana VOA sebagai ancaman terhadap kebebasan pers. “Selama puluhan tahun, VOA menyampaikan jurnalisme independen ke negara-negara tanpa kebebasan pers,” ujarnya.

Reporters Without Borders menyebut kebijakan ini “meniadakan 80 tahun komitmen Amerika terhadap arus informasi bebas.” Presiden Radio Free Asia, Bay Fang, menilai pemangkasan dana sebagai "hadiah bagi para diktator," termasuk Partai Komunis Tiongkok.

Beberapa anggota Partai Republik menuding VOA bias terhadap konservatif dan mendukung usulan Elon Musk untuk menutupnya. Musk, melalui Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), telah memangkas 100.000 pegawai sipil federal, membekukan bantuan asing, dan membatalkan ribuan program.

Selain USAGM, pemotongan juga menargetkan Federal Mediation and Conciliation Service, Institute of Museum and Library Services, serta lembaga lain. Gedung Putih menyebut langkah ini untuk menghentikan “propaganda radikal,” seraya menuduh VOA berpihak ke sayap kiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI