Suara.com - Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi, meninjau langsung kesiapan Stasiun Kereta Api (KA) Gambir, Jakarta, untuk menghadapi arus mudik dan balik angkutan Lebaran 2025.
Menhub ingin mudik lebaran dapat berjalan aman dan lancar.
Dudy mengatakan dirinya bersama Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya telah melakukan peninjauan untuk mengecek langsung kesiapan sarana dan prasarana Stasiun Gambir dalam rangka persiapan menghadapi angkutan Lebaran.
"Kunjungan itu bertujuan memastikan kesiapan sarana, prasarana, pelayanan serta petugas dalam menghadapi lonjakan arus mudik Lebaran," kata Menhub dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Menurutnya berdasarkan Survei Potensi Pergerakan Masyarakat Angkutan Lebaran 2025, yang dikeluarkan Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub, Stasiun Gambir menjadi salah satu simpul transportasi untuk titik keberangkatan utama pemudik, dengan perkiraan 996,65 ribu penumpang atau 4,24 persen dari total pemudik nasional.
Dari survei yang dilakukan BKT Kementerian Perhubungan, didapatkan bahwa 146,48 juta orang akan melakukan mudik Lebaran 1446 Hijriah.
Di Stasiun Gambir, Menhub Dudy dan Seskab Teddy meninjau berbagai aspek kesiapan, mulai dari sistem tiket, fasilitas publik seperti ruang tunggu dan mushola, aksesibilitas bagi penumpang berkebutuhan khusus, hingga kesiapan rangkaian kereta api yang akan melayani perjalanan mudik.
"Kami ingin memastikan seluruh sarana dan prasarana di Stasiun Gambir dalam kondisi optimal. Lonjakan pemudik harus diantisipasi dengan pelayanan yang prima agar perjalanan berlangsung aman dan nyaman," ujar Menhub.
Menhub juga menekankan pentingnya kesiapan personel pelayanan dan keamanan. Koordinasi antara PT KAI, kepolisian, dan instansi terkait dinilai krusial guna memastikan kelancaran operasional stasiun.
Baca Juga: Kebakaran Gerbong Kereta di Yogyakarta, Menhub Perintahkan Evaluasi Total KAI
"Sinergi yang baik antarinstansi akan memastikan mudik tahun ini berjalan lancar," kata Dudy.
![Penumpang saat berada di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/04/27/59100-stasiun-gambir-arus-balik-mudik-lebaran.jpg)
Diketahui, Kemenhub memproyeksikan puncak arus mudik Lebaran tahun 2025 terjadi pada 28 Maret 2025, dengan mempersiapkan segala aspek demi kelancaran, keselamatan, dan kenyamanan perjalanan para pemudik.
"Hasil survei menunjukkan puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025 dengan potensi jumlah pergerakan masyarakat sebanyak 12,1 juta orang dengan penerapan kebijakan work from anywhere (WFA/bekerja dari mana saja)," kata Menhub.
Pemerintah memprediksi puncak arus balik diprediksi terjadi pada H+5 atau 6 April 2025 dengan potensi jumlah pergerakan masyarakat sebanyak 31,49 juta orang.
Menhub menuturkan pemerintah akan memberlakukan kebijakan efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik yang berpotensi besar menyebabkan kepadatan di sejumlah simpul transportasi dan ruas jalan, baik tol maupun arteri.
"Beberapa di antaranya meliputi penerapan kebijakan WFA, penyelenggaraan mudik gratis, rekayasa lalu lintas, hingga pengaturan lalu lintas, khususnya pada daerah-daerah yang berisiko tinggi mengalami kemacetan," kata dia.
Sebelumnya Seskab Teddy Indra Wijaya meninjau kesiapan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (16/3). Peninjauan ini sebagai salah satu titik keberangkatan utama yang diprediksi akan melayani sekitar 1 juta pemudik selama masa mudik Lebaran tahun ini.
"Tak terasa, liburan Lebaran akan datang beberapa hari lagi. Ratusan juta orang diprediksi akan melakukan mudik dan libur Lebaran," demikian petikan keterangan foto yang dipublikasikan melalui akun Instagram @sekretariat.kabinet di Jakarta, Minggu.

Kunjungan Teddy ke Stasiun Gambir dalam rangka memenuhi undangan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi. Dalam kunjungan tersebut, mereka memastikan kelancaran operasional stasiun, khususnya dalam menghadapi lonjakan penumpang.
Menurutnya, salah satu inovasi terbaru yang diterapkan di Stasiun Gambir adalah sistem Face Recognition (FR) yang dikembangkan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Dengan sistem ini, kata dia, penumpang tidak perlu lagi menunjukkan kartu identitas kepada petugas stasiun untuk proses naik kereta.
Selain itu, teknologi ini juga mampu mempercepat proses naik kereta menjadi hanya 4-5 detik per penumpang, jauh lebih efisien dibandingkan dengan sistem manual yang memerlukan sekitar 90 detik.
"Layanan yang tidak lagi menggunakan kertas untuk tiket boarding ini, telah berhasil mempercepat proses boarding menjadi sekitar 4-5 detik, jauh lebih cepat dibandingkan dengan manual boarding.