AS Bombardir Yaman: Lebih dari 50 Tewas, Termasuk Anak-Anak, Apa Motifnya?

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 17 Maret 2025 | 09:21 WIB
AS Bombardir Yaman: Lebih dari 50 Tewas, Termasuk Anak-Anak, Apa Motifnya?
Ilustrasi - siluet tentara Amerika (Foto Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah korban tewas akibat serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) di Yaman telah melebihi 50 orang, dengan hampir 100 orang lainnya mengalami luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan dari pemerintah Ansar Allah (Houthi).

"Jumlah korban tewas mencapai 53, termasuk lima anak dan dua perempuan. Sementara itu, jumlah yang terluka mencapai 98, yang terdiri dari sembilan anak dan sembilan perempuan," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Houthi, Anis al-Asbahi, di media sosial X, sebagaimana dilaporkan oleh Sputnik pada Senin (17/3).

Siapa itu Houthi Yaman? (freepik)
Siapa itu Houthi Yaman? (freepik)

Sebelumnya, angkatan bersenjata Houthi melaporkan bahwa pasukan AS telah melancarkan 47 serangan udara di tujuh provinsi Yaman dan ibu kota Sanaa pada malam Minggu.

Fasilitas milik kelompok Houthi di Sanaa telah menjadi target serangan rudal besar-besaran, sebagaimana yang dilaporkan oleh media Arab pada hari Sabtu.

Tiga rudal menghantam fasilitas Houthi di kawasan Al-Jraf, dekat gedung stasiun TV negara di Sanaa, menurut laporan penyiar Al-Hadath dari Saudi Arabia.

Ilustrasi Kapal Tempur Amerika Serikat Saat Menyerang Markas Houthi, Yaman (militarytoday.com)
Ilustrasi Kapal Tempur Amerika Serikat Saat Menyerang Markas Houthi, Yaman (militarytoday.com)

Data awal menunjukkan bahwa fasilitas tersebut hancur total, menurut laporan itu.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengaku telah memerintahkan militer AS untuk "melaksanakan tindakan militer yang tegas dan kuat terhadap teroris Houthi di Yaman."

Di Truth Social, ia menyatakan bahwa pasukan AS sedang melakukan serangan udara terhadap "pangkalan teroris, pemimpin mereka, dan pertahanan rudal mereka" demi kepentingan AS dan untuk memulihkan kebebasan navigasi.

Baca Juga: Tarif Baja Trump Picu Ketegangan Baru dalam Perang Dagang AS-Uni Eropa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI