
Sementara itu, Amal dan anak-anaknya terpaksa berjalan ke selatan di Jalan Salah al-Din, dikelilingi oleh tank dan tentara. Amal, yang baru saja melahirkan seminggu sebelumnya, berjuang untuk menggendong bayinya beserta barang-barang mereka. Anak-anak menangis dan ketakutan, dan Amal mengkhawatirkan keselamatan mereka.
"Tubuh saya sudah sangat lelah - saya baru saja melahirkan seminggu sebelumnya, dan saya hampir tidak bisa menggendong bayi saya, apalagi barang-barang yang kami miliki," kata Amal.
Saat mereka berjalan, Amal tersandung dan menjatuhkan bayinya, yang jatuh ke tanah. Anak-anak berteriak ketakutan, dan Amal menjerit putus asa. Akhirnya, mereka sampai di Sekolah Gaza Baru, tempat mereka berlindung bersama keluarga-keluarga pengungsi lainnya.
Penggunaan perisai manusia merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional, dan kisah Yousef merupakan bukti kuat atas penderitaan yang dialami warga sipil di Gaza.
Ayah Yousef, Jamil, masih hilang, dan keluarganya berjuang untuk menerima kehilangan mereka. Terlepas dari tantangan yang mereka hadapi, keluarga tersebut bertekad untuk terus maju, dan mereka telah menamai bayi mereka yang baru lahir Sumoud, yang berarti "keteguhan" dalam bahasa Arab, sebagai simbol penolakan mereka untuk menyerah dalam menghadapi kesulitan.