Contoh Khutbah Idul Fitri 2025 Sedih: Mudik ke Surga

Hairul Alwan Suara.Com
Minggu, 16 Maret 2025 | 07:24 WIB
Contoh Khutbah Idul Fitri 2025 Sedih: Mudik ke Surga
Ilustrasi ceramah, khutbah, contoh tema Maulid Nabi- Contoh Khutbah Idul Fitri 2025 Sedih tentang 'Mudik ke Surga' (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Apa itu yang dimaksud khalifah? Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan, bahwa khalifah yang dimaksud adalah manusia merupakan pengganti Allah swt di muka bumi untuk berlaku adil terhadap makhluk-makhluk ciptaan Allah swt yang lainnya.

Mengutip Muhammad bin Ishaq, Imam Ibnu Katsir mengungkapkan makna lain dari khalifah, yaitu orang yang tinggal dan memakmurkan bumi.

Namun, ketika Allah swt menciptakan sosok manusia yang dijadikan sebagai khalifah, malaikat tidak ada yang percaya. Menurut mereka, nantinya makhluk yang diciptakan ini justru merusak dan menumpahkan darah.

Dalam kitab Tafsir Jalalain, disebutkan bahwa merusak yang dimaksud adalah dengan melakukan berbagai maksiat. Lebih terang, Imam al-Shawi menegaskan bahwa merusak yang dimaksud adalah dengan keputusan kekuatan syahwat, sedangkan menumpahkan darah merupakan ekspresi dari keputusan kekuatan amarahnya.

Mendengar protes malaikat itu, Allah swt menegaskan bahwa Dia lebih mengetahui atas keputusan-Nya itu. Dijelaskan lebih lanjut oleh Imam al-Shawi, bahwa ada satu potensi manusia yang tidak dilihat malaikat, yaitu keputusan akalnya yang melahirkan keutamaan dan kesempurnaan. Imam Jalaluddin al-Suyuthi menambahkan bahwa hal yang tidak diketahui malaikat itu adalah kemaslahatan yang dilahirkan dari Nabi Adam.

Ilustrasi idul fitri (Pixabay/John1cse)
Ilustrasi idul fitri (Pixabay/John1cse)

Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah swt,

Oleh karena itu, kita sebagai anak cucunya, harus dapat menjadi khalifah dari Nabi Adam, penggantinya yang meneruskan dan menjaga bumi sebagai langkah untuk mudik kembali ke surga, tempat kita berpulang.

Sebab, hanya orang-orang yang dapat menjaga nafsunya yang dapat kembali mudik ke tempat asalnya, dalam hal ini surga. Yaitu orang yang tidak merusak bumi, baik secara lahir dengan membuang sampah sembarangan, menebang pohon seenaknya, dan lainnya, ataupun dengan perilaku maksiat.

Juga orang yang tidak menumpahkan darah, baik secara lahir dengan seenaknya menumpahkan darah orang lain, ataupun secara yang lebih sederhana, yaitu mudah mengeluarkan amarahnya.

Baca Juga: Teks Lengkap Doa Qunut untuk Salat Witir, Mulai Dibaca di Pertengahan Bulan Ramadhan

Allah swt dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 27-30 telah menegaskan siapa yang dipersilahkan untuk memasuki surga-Nya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI